• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
    • Kalender Kegiatan
    • Kegiatan Terdekat
    • Berita
    • Konten Edukasi
    • Magang
    • Laporan Tahunan
  • Tentang PKGM
    • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Peneliti
    • Kontak Kami
  • Kegiatan
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
    • Pelatihan
    • Publikasi
  • Pengalaman Kerjasama
    • Perusahaan
    • Pemerintah
  • LUARAN KEGIATAN
    • Buku dan Modul
    • Video
    • POLICY BRIEF
    • ARTIKEL JURNAL
  • Beranda
  • 2023
Arsip:

2023

Cegah Anemia dengan Konsumsi Makanan yang Tepat

Konten Edukasi Jumat, 15 Desember 2023

Halo Sobat PKGM! Tahu tidak, anemia defisiensi besi merupakan kondisi kekurangan gizi yang paling sering terjadi. Nah, terdapat 3 strategi yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, yaitu dengan meningkatkan asupan makanan sumber zat besi, bantu penyerapannya, dan menghindari zat gizi yang menghambat penyerapannya.

1.   Sumber Zat Besi

Zat besi terbagi ke dalam 2 bentuk, yaitu besi heme dan non-heme. Besi heme bersumber dari hewani sementara besi non-heme bersumber dari nabati. Bioavailabilitas (tingkat ketersediaan biologis) zat besi heme lebih tinggi daripada non-heme. Berikut ini daftar sumber zat besi ya.

  • Daging (sapi, domba, rusa) dan unggas (ayam, itik, bebek, burung)
  • Hati sapi atau hati ayam
  • Seafood (berbagai jenis ikan dan kerang)
  • Sayuran hijau terutama yang berwarna pekat (bayam, sawi hijau, brokoli)
  • Tahu dan tempe
  • Kacang-kacangan (kacang merah, kacang kedelai, almond, kacang polong, buncis)
  • Biji-bijian (kacang mete, pistachio, biji bunga matahari, biji labu, biji rami)
  • Makanan terfortifikasi zat besi*

*Untuk mengetahui apakah suatu makanan sudah terfortifikasi zat besi atau belum, maka periksa dulu kemasannya, biasanya akan tertera label Fe.

Bagaimana jika tidak memungkinkan konsumsi zat besi dari protein hewani? Tenang, caranya bisa diakali dengan mengonsumsi zat besi dari nabati dengan porsi yang lebih banyak ya!

2.   Bantu Penyerapan Zat Besi dengan Vitamin C

Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi, terutama yang bentuknya non-heme, dan membantu penyimpanannya di dalam bentuk yang dapat dengan mudah diserap oleh tubuh. Maka dari itu, vitamin C disebut dengan enhancers. Berikut ini contoh sumber vitamin C yang bisa dikonsumsi.

  • Buah sitrus (jeruk, lemon, jeruk nipis)
  • Stroberi
  • Melon
  • Paprika
  • Sayur-sayuran hijau pekat

Jadi, kalau lagi makan bakso pilih minumnya es jeruk. Terus kalau lagi makan salad atau sashimi, jangan lupa tambahkan perasan lemon. Intinya, makan makanan sumber zat besi dibarengi dengan vitamin C, yang alami ya!

3.   Hindari Konsumsi Makanan Penghambat Zat Besi

Memang ada sih makanan yang bisa membantu penyerapan zat besi, tapi sayangnya zat besi itu sendiri juga bisa dihambat penyerapannya. Dihambat oleh siapa? Zat yang bisa menghambat penyerapan zat besi disebut dengan inhibitors, diantaranya yaitu asam fitat, tanin/polifenol, kalsium, dan asam oksalat. Berikut sumbernya ya.

  • Asam fitat: biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, sereal, kedelai
  • Tanin/polifenol: teh, kopi, kacang-kacangan, kakao, sayuran
  • Kalsium: susu, kasien, whey, protein kedelai, produk terfortifikasi kalsium
  • Asam oksalat: bayam, buncis, kacang-kacangan

Jadi, konsumsilah makanan yang mengandung zat besi secara bervariasi, kalau bisa yang bersumber dari hewani. Bantu penyerapannya dengan vitamin C dan hindari zat penghambatnya. Yuk kita cegah anemia!

 

Referensi:

  1. Basrowi, R. W., & Dilantika, C. (2021). Optimizing iron adequacy and absorption to prevent iron deficiency anemia: the role of combination of fortified iron and vitamin C. World Nutrition Journal, 5(S1), 33-39.
  2. Ems T, St Lucia K, Huecker MR. Biochemistry, Iron Absorption. [Updated 2023 Apr 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448204/
  3. Piskin, E., Cianciosi, D., Gulec, S., Tomas, M., & Capanoglu, E. (2022). Iron absorption: factors, limitations, and improvement methods. ACS omega, 7(24), 20441-20456.
  4. Skolmowska, D., Głąbska, D., Kołota, A., & Guzek, D. (2022). Effectiveness of Dietary Interventions to Treat Iron-Deficiency Anemia in Women: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Nutrients, 14(13), 2724.
  5. Delimont, N. M., Haub, M. D., & Lindshield, B. L. (2017). The impact of tannin consumption on iron bioavailability and status: A narrative review. Current developments in nutrition, 1(2), 1-12.@shaniaayuri

Kolaborasi Kajian Analisis Program Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur

Berita Kamis, 14 Desember 2023

Pada Agustus–Desember 2023, Pusat Studi Industri Farmasi dan Teknologi Kesehatan (Pusdi IFTEK) Fakultas Farmasi UGM bekerja sama dengan Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM dan Pemerintah Kabupaten Belu telah melaksanakan kajian analisis program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Tim peneliti kajian diketuai oleh Dr. Siti Helmyati, DCN, M.Kes dan beranggotakan Dr. Apt., Hilda Ismail, M.Si, Farah Faza, S.Gz., M.Gizi., Cut Alima Syarifa, S.Gz., Dietisien, dan dr. Ahmad Watsiq Maula, MPH.

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi program percepatan penurunan stunting yang telah dilaksanakan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur serta menganalisis pelaksanaan dan capaian program-program tersebut. Kabupaten Belu memiliki komitmen untuk mendukung tercapainya target RPJMN 2024 yaitu jumlah kasus stunting 14%, sehingga program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Belu menjadi penting untuk dikaji lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan rangkaian kegiatan yang meliputi seminar awal, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam, observasi lapangan, dan seminar akhir.

Seminar awal yang berisikan pemaparan materi mengenai stunting dan rencana kajian oleh Dr. Siti Helmyati, DCN serta diskusi dilaksanakan pada Selasa (19/09) di Aula BP4D Kabupaten Belu. Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan OPD, camat, lurah, dan seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Belu. Selanjutnya, pada Rabu–Jumat (20/09-22/09), dilaksanakan FGD dan wawancara mendalam dengan pemangku kebijakan, pelaksana kegiatan, dan masyarakat penerima manfaat serta dilaksanakan pula observasi lapangan di puskesmas dan posyandu, terutama di Kecamatan Lamaknen Selatan, Kecamatan Lasiolat, dan Kecamatan Atambua Barat.

Hasil kajian kemudian dipaparkan oleh Dr. Apt., Hilda Ismail, M.Si dalam seminar akhir yang dilaksanakan pada Senin (11/12) bertempat di Aula BP4D Kabupaten Belu. Kegiatan yang turut dihadiri oleh pimpinan OPD, seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Belu, dan tim penjamin mutu ini dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Pada kegiatan seminar akhir, telah disampaikan pula rekomendasi program dan kebijakan yang dapat diterapkan untuk menunjang percepatan penurunan angka kejadian stunting di Kabupaten Belu.

Dengan diselenggarakannya kajian analisis program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diharapkan kasus stunting di Nusa Tenggara Timur dan Indonesia dapat berkurang dan kesehatan anak Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi!

Sosialisasi Pencegahan Stunting pada Remaja melalui Pelatihan Kaderisasi Posyandu Remaja

Berita Senin, 11 Desember 2023

Stunting bukan hanya berarti anak lebih pendek daripada anak seusianya, tetapi juga mengalami perkembangan otak yang terhambat. Pada akhirnya, mereka cenderung tidak dapat mengejar pelajaran sekolahnya sehingga berdampak pada masa depan dan generasi berikutnya. Sebagai calon orang tua dan agen perubahan, remaja memiliki peran penting dalam upaya pencegahan stunting.

Pada hari Sabtu, 9 Desember 2023 bertempat di Balecatur Inn & Resto, Gamping, Sleman, Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Dr.rer.nat. dr. BJ Istiti Kandarina, berkesempatan menjadi pemateri dalam kegiatan “Sosialisasi Pencegahan Stunting pada Remaja melalui Pelatihan Kaderisasi Posyandu Remaja” yang diadakan oleh Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM bekerjasama dengan PERTAMINA Rewulu dan Puskesmas Sedayu. Sebelum materi disampaikan, kader posyandu remaja Kelurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Bantul diminta untuk mengisi pre-test terlebih dahulu. Selesai pemaparan materi, dilakukan sesi tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. Sesi selanjutnya adalah FGD, di mana dalam sesi ini kader posyandu berbagi pengalaman bagaimana bisa menjadi kader dan bagaimana rencana selanjutnya kegiatan posyandu di wilayah masing-masing. Setelah FGD selesai, peserta diminta untuk mengisi post-test. Di akhir acara dilakukan pelatihan mengenai penggunaan alat cek hemoglobin.

Semoga dengan diadakannya sosialisasi dan pelatihan ini, kader posyandu remaja menjadi lebih mampu dan terampil sehingga siap ambil bagian menjadi agen perubahan untuk Indonesia Emas 2045!

 

#cegahstuntingitupenting

#posyanduremaja

#berencanaitukeren

[Konten Kesehatan]: Cegah Stunting Bukti Peduli Generasi

Konten Edukasi Kamis, 7 Desember 2023

Pernah mendengar kata “stunting” dalam sehari-hari ? Tentu sudah tidak asing kan untuk kita semua. Stunting sendiri tidak bisa dianggap remeh, lho. Stunting sendiri dapat terjadi pada anak-anak seluruh dunia, terutama pada negara berkembang. Menurut WHO, pada tahun 2020, diperkirakan sekitar 149 juta anak di seluruh dunia menderita stunting. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia sendiri sebanyak 30, 8 % anak-anaknya menderita stunting. Hal itu membuat Indonesia menduduki peringkat kelima di dunia dengan penderita stunting terbanyak. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga dapat mempengaruhi pendidikan dan produktivitas di masa depan. Untuk itu, diperlukan perhatian serius dari semua pihak untuk mengatasi masalah ini.

Apa sih stunting itu ?

Stunting (pendek) merupakan ganguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) <-2 SD. Balita dikatakan stunting apabila Z-score tinggi badan menurut umurnya berada dibawah garis normal yaitu kurang dari -2SD dikatakan pendek dan kurang dari -3SD dikategorikan sangat pendek. (Kemenkes RI. 2010). Stunting pada anak dapat terjadi ketika masih janin hingga berusia dua tahun. Pada usia tersebut, otak dan organ tubuh anak masih dalam masa perkembangan dan membutuhkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan yang optimal. Stunting dapat berdampak buruk pada kesehatan dan perkembangan anak, serta memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah stunting perlu menjadi perhatian utama kita sebagai generasi yang peduli akan masa depan anak-anak.

Mengapa mencegah stunting itu penting ?

Pencegahan stunting penting dilakukan karena kondisi tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mental dan fisik anak. Stunting dapat menyebabkan keterbatasan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, pekerjaan, dan pendidikan.  Anak yang mengalami stunting juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit infeksi, memiliki kemampuan belajar yang rendah, dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meraih potensi mereka.

Apa penyebab stunting ?

  1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, mulai dari kehamilan hingga setelah melahirkan.
  2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care.
  3. Masih kurangnya akses rumah tangga / keluarga ke makanan bergizi, air, bersih, dan sanitasi.

Lalu, bagaimana cara mencegah stunting ?

  1. Memberikan pendidikan dan informasi tentang gizi yang baik.
  2. Menjaga kesehatan ibu selama kehamilan.
  3. Memberikan asupan gizi yang cukup pada anak-anak.
  4. Memberikan ASI eksklusif.
  5. Meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan.
  6. Meningkatkan akses terhadap sumber daya.

 

[@elsya.ty_l]

Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan dan Manajemen Kesehatan: Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH

Berita Kamis, 7 Desember 2023

Selamat dan Sukses Kepada

 

Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH

Atas pengukuhan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kebijakan dan Manajemen Kesehatan yang dilaksanakan pada Kamis (7/12) di Balai Senat Lantai 2 Gedung Pusat UGM. Pidato pengukuhan yang berjudul Kesiapan Institusi Pendidikan Tinggi untuk Mendukung Pemanfaatan Eviden dalam Kebijakan dan Praktek Kesehatan.

Segenap keluarga besar Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM turut berbahagia. Semoga amanah Guru Besar ini membawa keberkahan dan manfaat bagi masyarakat.

 

#fkkmkugm

 

Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM: Prof. dr. Jarir At Thobari, D.Pharm, PhD.

Berita Selasa, 28 November 2023

Segenap keluarga besar Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia FK-KMK UGM mengucapkan selamat dan sukses kepada Prof. dr. Jarir At Thobari, D.Pharm, PhD., atas pengukuhan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi FK-KMK UGM. Semoga dalam menjalani amanah pada jabatan baru ini selalu diliputi oleh berkah Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat terus menebarkan manfaat bagi masyarakat luas, serta mengembangkan ilmu pengetahuan bagi Indonesia.

Berita selengkapnya : https://fkkmk.ugm.ac.id/pengukuhan-guru-besar-bidang-ilmu-farmakologi/

[PENGABMAS] Kolaborasi Pengabdian Masyarakat di Mataram, Nusa Tenggara Barat

Berita Rabu, 11 Oktober 2023

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) bersama dengan Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM dan Universiti Sains Malaysia (USM) telah melaksanakan kegiatan kolaborasi pengabdian masyarakat pada tanggal 9-10 Agustus 2023 bertempat di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan didanai Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM. Judul yang diusung dalam kegiatan ini adalah “Sosialisasi Gizi Seimbang Pada Santri Pondok Pesantren Nurul Islam”. Adapun rangkaian kegiatannya sebagai berikut : 

Rabu (9/8), tim melaksanakan kegiatan pengabmas di Pondok Pesantren “Nurul Islam” Mataram, NTB. Materi yang disampaikan sebagai berikut : 

  1. Penilaian Status Gizi oleh Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes.
  2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat oleh Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP.
  3. Gizi Seimbang oleh Dr. Fatma Zuhrotun Nisa, STP. MP.

Kegiatan dilanjutkan dengan kuliah tamu di Universitas Pendidikan Mandalika Mataram (UNDIKMA) dengan tema “Pencegahan Faktor Resiko Penyakit Sebagai Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat” bertempat di Ruang Sidang Bacalah. Materi yang disampaikan sebagai berikut : 

  1. Program Comprehensive And Integrated Action (Cinta) Penanganan Stunting Melalui Peningkatan Layanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal  di Nusa Tenggara Timur oleh Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes.
  2. Pangan Fungsional yang Mengandung Probiotik sebagai Ko-terapi Diabetes Melitus oleh Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP.
  3. Potensi Ekstrak Daun Pepaya untuk Mencegah Kanker Payudara oleh Dr. Fatma Zuhrotun Nisa, STP., MP.
  4. Dari Penyelidikan Kedoktoran ke Arah Realiti: Impak Penubuhan Klinik Obesitas Terhadap Klinikal dan Masyarakat Setempat oleh Prof. Madya Dr. Rohana Abdul Jalil 

Kamis (10/8), tim menghadiri undangan sebagai pembicara kuliah tamu di Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT). Materi dan tema yang disampaikan pada kuliah tamu kali ini yaitu mengenai penanganan stunting, pangan fungsional, dan obesitas.  Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan memberikan sosialisasi mengenai “Pemanfaatan Pangan Lokal untuk Pencegahan Stunting” yang dihadiri oleh perwakilan kader posyandu dan orang tua balita. Kegiatan sosialisasi bertempat di posko KKN mahasiswa UMMAT yang bertempat di salah satu desa wilayah Lombok Barat. 

Dengan adanya kegiatan ini, harapannya masyarakat semakin memahami dan mampu menerapkan gizi seimbang serta pola hidup bersih dan sehat. 

[Konten Kesehatan] Anemia Pada Remaja 101

Konten Edukasi Rabu, 20 September 2023

Anemia adalah keadaan ketika tubuh kekurangan sel darah merah fungsional atau kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 12 g/dL pada perempuan dan kurang dari 13,5 g/dL pada laki-laki. Di Indonesia, anemia rentan terjadi pada kelompok remaja. Tidak hanya remaja perempuan, tetapi remaja laki-laki juga berisiko mengalami anemia. Hanya saja, prevalensi anemia pada perempuan 6% lebih tinggi daripada laki-laki. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi anemia pada kelompok remaja dari-* tahun 2007 hingga 2018.

Anemia pada remaja umumnya disebabkan oleh:

  • Kurangnya pengetahuan dan kepedulian kelompok remaja dan orang disekitarnya akan anemia.
  • Kurangnya asupan zat besi, vitamin B9, vitamin B12, vitamin C, seng, dan protein.
  • Tingginya asupan makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi, seperti kopi dan teh yang mengandung fitat dan tanin.
  • Mengidap penyakit, seperti gangguan pencernaan, infeksi, dan berbagai penyakit kronis.

Namun, remaja perempuan memiliki penyebab anemia yang lain, yaitu Menstruasi. Remaja perempuan akan kehilangan zat besi sebanyak 5–10% seiring dengan berlangsungnya menstruasi. Defisiensi zat besi ini akan menyebabkan siklus menstruasi menjadi tidak normal sehingga mereka rentan terkena anemia.

Secara umum, anemia menyebabkan gangguan pertumbuhan, gangguan fungsi kognitif dan psikomotorik, penurunan imunitas, serta penurunan produktivitas. Namun, pada remaja perempuan, anemia memiliki dampak jangka panjang yang lain, seperti persalinan prematur, peningkatan risiko kematian saat melahirkan, serta berat bayi lahir rendah (BBLR) dan stunting.

Berikut adalah gejala anemia yang harus diwaspadai.

  • 5L (lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai)
  • Pandangan berkunang-kunang dan pusing
  • Pucat pada kulit, kelopak mata, bibir, lidah, telapak tangan, dan kuku.
  • Lebih emosional

Untuk mencegah anemia, lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut!

  1. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian akan anemia.
  2. Mengonsumsi sumber protein hewani, seperti ayam, telur, ikan, dan daging untuk meningkatkan pembentukan Hb.
  3. Mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti sayur dan buah yang mengandung vitamin C dan seng.
  4. Menghindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi setelah makan, seperti teh dan kopi.
  5. Menghindari konsumsi tablet tambah darah (TTD) bersamaan dengan obat asam lambung, susu, teh, maupun kopi.

 

REFERENSI

Alfiah, S. dan Dainy, N.C. 2023. Asupan Zat Besi, Vitamin C dan Konsumsi Tablet Tambah Darah Berhubungan dengan Kejadian Anemia Remaja Putri SMPIT Majmaul Bahrain Bogor. Jurnal Ilmu Gizi dan Dietetik, 2(2):103–108.

Astuti, E.R. 2023. Literature Review: Faktor-Faktor Penyebab Anemia pada Remaja Putri. Jambura Journal of Health Sciences and Research, 5(2):550–561.

Farinendya, A., Muniroh, L. dan Buanasita, A. 2019. Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Siklus Menstruasi dengan Anemia pada Remaja Putri. Amerta Nutrition, 3(4):298–304.

Kemenkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017: Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Nisa, H., Telaumbanua, L., Nurmah, N., Wati, P.K., Akhiriyanti, E.N. dan Rupdi, R. 2020. Edukasi Kesehatan tentang Resiko Anemia terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di GOR Candrabaga Kota Bekasi Tahun 2019. Jurnal Abdimas Kesehatan Tasikmalaya, 2(2):13–18.

Nurrahman, N.H., Anugrah, D.S., Adelita, A.P., Sutisna, A.N., Ovtapia, D., Maisaan, F., Wahyudi, K., Nurshifa, G., Sari, H.E., Azrah, M. dan Hidayat, M.S. 2020. Faktor dan Dampak Anemia pada Anak-Anak, Remaja, dan Ibu Hamil serta Penyakit yang Berkaitan dengan Anemia. Journal of Science, Technology and Entrepreneur, 2(2):46–50.

 

[Gisela Silverine Widyananda (@giselasilverine)]

Selamat dan Sukses Kepada Prof. Dr. Susetyowati., DCN., M.Kes

Berita Kamis, 14 September 2023

Selamat dan sukes kepada

Prof. Dr. Susetyowati, DCN., M.Kes.
(Ketua Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM)

atas promosi penetapan jabatan akademik yang baru sebagai “Guru Besar” bidang Ilmu Gizi Kesehatan.

Segenap keluarga besar Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) turut berbahagia. Semoga dalam menjalani amanah pada jabatan yang baru ini selalu diliputi oleh berkah Tuhan Yang Maha Esa serta dapat membawa kebermanfaatan bagi masyarakat luas.

[Workshop dan Diseminasi] Studi Kasus dan Pembelajaran Baik Stunting Perwakilan BKKBN DIY

Berita Kamis, 31 Agustus 2023

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM bekerjasama dengan Perwakilan BKKBN DIY telah melaksanakan kegiatan studi kasus dan pembelajaran baik stunting dengan menggunakan lokus Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di Kabupaten Sleman. Tim PKGM FK-KMK UGM terdiri dari Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP., Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes., Mutiara T P L Kusuma, Ph.D. dan Yuliana Novita Rachmawati, S.Gz. Adapun rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan diantaranya:

  1. Analisa dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) serta situasi stunting khususnya di DIY dan Sleman.
  2. Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan narasumber Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan tenaga penggerak di masyarakat (Kampung KB Wedomartani, Condongcatur, Pandowoharjo, Tamanmartani)
  3. Pelaksanaan wawancara dengan informan OPD terkait di Kabupaten Sleman
  4. Jurnal reflektif.

Kemudian data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan thematic analysis dan dituangkan dalam policy brief.

Pada hari Rabu, 30 Agustus 2023 bertempat di Ballroom Grand Rohan Yogyakarta, dilaksanakan workshop dan diseminasi oleh tim peneliti perguruan tinggi dari UGM, UNISA, UAD, dan UKDW. Kegiatan juga dihadiri oleh mitra-mitra dari Perwakilan BKKBN DIY. Kegiatan dilaksanakan secara panel dengan Dr. Fitriani Mediastuti, S.Si., M.Kes. sebagai moderator. Hasil penelitian dari PKGM FK-KMK UGM yang dipaparkan dalam diskusi panel berjudul “Kajian Dampak Program Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Terhadap Percepatan Program Penurunan Stunting di Kabupaten Sleman” disampaikan oleh Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP. selaku ketua peneliti. Paparan hasil penelitian dalam diskusi panel kemudian direview oleh Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes. dari UGM. Selain itu juga dibuka sesi diskusi dengan peserta workshop. Kegiatan diakhiri dengan clossing statement oleh Dra. Ita Suryani, M.Kes. selaku perwakilan dari BKKBN DIY.

12

Berita Terkini

  • Daftar Sekarang! SPORTIFITNESS 10: Short Course & Workshop Sport and Wellness Nutrition Gizi Olahraga Prestasi Level 1 (Basic)
    09/09/2025
  • Peneliti PKGM UGM Angkat Isu Pangan Berkelanjutan di Forum Gizi Dunia
    03/09/2025
  • Siswa SMPIT LHI Banguntapan Dilatih Jadi Content Creator Muda
    26/08/2025
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM)
(Center for Health and Human Nutrition/CH2N)

Gd Litbang FK-KMK Lt.3, Jalan Medika No.1, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp./Faks. (0274) 547775
Email: ch2n.fk@ugm.ac.id

© PKGM-FKKMK UGM 2021

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY