• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
    • Kalender Kegiatan
    • Kegiatan Terdekat
    • Berita
    • Konten Edukasi
    • Magang
    • Laporan Tahunan
  • Tentang PKGM
    • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Peneliti
    • Kontak Kami
  • Kegiatan
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
    • Pelatihan
    • Publikasi
  • Pengalaman Kerjasama
    • Perusahaan
    • Pemerintah
  • LUARAN KEGIATAN
    • Buku dan Modul
    • Video
    • POLICY BRIEF
    • ARTIKEL JURNAL
  • Beranda
  • Konten Edukasi
Arsip:

Konten Edukasi

Zat Gizi untuk Kulit Sehat: Tips Mencegah Penuaan Dini Secara Alami

Konten Edukasi Jumat, 25 April 2025

Tahukah kamu bahwa kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia? Selain berfungsi sebagai pelindung dari lingkungan luar, kulit juga menjadi cerminan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kulit yang sehat dan cerah sering kali menandakan bahwa tubuh juga berada dalam kondisi yang baik. Namun, menjaga kesehatan kulit bukanlah tugas yang mudah. Banyak faktor yang memengaruhinya, baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik).

Faktor ekstrinsik meliputi paparan radiasi ultraviolet, inframerah, polusi udara, kebiasaan diet, lama waktu tidur, olahraga, hingga paparan bahan karsinogenik di lingkungan. Sementara itu, faktor intrinsik mencakup genetik, metabolisme sel, dan perubahan hormonal. Dari semua faktor tersebut, pola makan dan asupan gizi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan kulit sekaligus mencegah penuaan dini. read more

Pentingnya Sarapan dalam Pengendalian Berat Badan dan Pencegahan Obesitas

Konten Edukasi Jumat, 11 April 2025

Prevalensi obesitas pada anak-anak dan remaja meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) dalam Global Strategy on Diet, jumlah kasus obesitas global pada individu di bawah usia 18 tahun melonjak dari 11 juta menjadi 124 juta dalam tiga dekade terakhir. Survei kesehatan di Amerika Serikat juga mengungkapkan bahwa individu yang tidak sarapan memiliki risiko obesitas lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang rutin sarapan. Penelitian lain menunjukkan bahwa kebiasaan melewatkan sarapan berkaitan dengan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan risiko obesitas. read more

Benarkah Memanaskan Santan Berulang Kali Berbahaya? Simak Temuan Penelitiannya Terkini

Konten Edukasi Kamis, 6 Februari 2025

Makanan bersantan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari banyak masakan tradisional, terutama di negara-negara Asia Tenggara. Santan, yang diperoleh dari perasan daging kelapa, memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, sekitar 90–92%. Namun, kandungan asam lemak jenuh pada santan sangat berbeda dengan asam lemak jenuh produk hewani dan susu.

Asam lemak pada produk hewani merupakan asam lemak jenuh rantai panjang (long-chain fatty acid) yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sebaliknya, asam lemak pada santan terdiri dari asam lemak jenuh rantai sedang (medium-chain fatty acid), yang lebih mudah diserap dan diolah oleh tubuh. Namun, makanan bersantan sering kali dipanaskan berulang kali, baik saat proses memasak maupun saat akan disajikan kembali. Hal ini memunculkan kekhawatiran terkait potensi bahaya atau efek kesehatan yang mungkin timbul, terutama pada kandungan gizi dan pembentukan senyawa berbahaya. read more

Waspada Virus hMPV? Optimalkan Imunitas dengan Strategi Gizi ini!

Konten Edukasi Jumat, 10 Januari 2025

Human Metapneumovirus (hMPV) adalah salah satu virus pernapasan utama yang berkontribusi terhadap kematian bayi di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia. Meskipun tidak berbahaya, virus ini rentan menyerang anak kecil, lansia, dan orang dengan imunitas lemah. Telah ditemukan sejak tahun 2001, hingga saat ini belum ada vaksin atau terapi khusus untuk hMPV. Sehingga strategi alternatif, seperti intervensi gizi, sangat penting untuk mengelola dan mengurangi dampak virus ini.

Berikut ini adalah strategi gizi yang dapat diterapkan untuk menghadapi ancaman hMPV read more

Manfaat Cuka Apel bagi Kesehatan: Dari Penurunan Berat Badan Hingga Pencegahan Penyakit Jantung

Konten Edukasi Selasa, 31 Desember 2024

Cuka telah lama digunakan selama bertahun – tahun untuk keperluan rumah tangga dan kuliner. Secara tradisional, cuka juga dipercaya memiliki manfaat untuk kesehatan. Cuka dapat berasal dari berbagai sumber karbohidrat seperti tebu, apel, beras, anggur, kurma, plum, kelapa dan jus buah lainnya.

Cuka Apel (Apple Cider Vinegar) adalah salah satu jenis cuka yang paling umum digunakan, yang dibuat melalui fermentasi apel dan banyak dimanfaatkan sebagai penambah rasa dan pengawet makanan di seluruh dunia. Cuka apel mengandung beragam flavonoid seperti asam galat, katekin, asam kafeat, dan asam ferulat. Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa cuka apel memiliki berbagai macam khasiat seperti antioksidan, antiinflamasi, antidiabetik, antihipertensi, dan antihiperlipidemia. Berikut beberapa penjelasan singkat manfaat konsumsi cuka apel bagi kesehatan. read more

Ketahui Manfaat Astaxanthin Bagi Kesehatan Kardiovaskular

Konten Edukasi Jumat, 22 November 2024

Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas baik di negara maju maupun negara berkembang. Kardiovaskular merupakan suatu sistem di dalam tubuh yang berperan penting dalam memastikan pasokan oksigen dan darah yang cukup ke seluruh sel dan jaringan agar dapat berfungsi secara optimal. Gangguan pada sistem kardiovaskular akan berdampak pada keseluruhan fungsi tubuh.

Penyakit kardiovaskular (cardiovascular disease/CVD) disebabkan oleh berbagai gangguan dalam tubuh, seperti terjadinya penumpukan jaringan lemak di area perut, tekanan darah tinggi, kelainan lipid (dislipidemia), dan gangguan toleransi glukosa (diabetes). Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung. read more

Bagaimana Peran Sinbiotik dalam Pengaturan Nafsu Makan?

Konten Edukasi Jumat, 8 November 2024

Salah satu topik yang semakin banyak diteliti karena memiliki manfaat yang cukup besar bagi kesehatan, terutama pencernaan dan nafsu makan yaitu kombinasi antara probiotik dan prebiotik yang biasa disebut dengan Sinbiotik. Kombinasi probiotik dan prebiotik yang bekerja secara sinergis dapat meningkatkan kesehatan mikrobiota usus. Probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium sering digunakan dalam sinbiotik untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, sementara prebiotik seperti inulin atau fruktooligosakarida (FOS) membantu memfasilitasi pertumbuhan dan aktivitas probiotik di usus.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa konsumsi sinbiotik tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, tetapi juga berpotensi mempengaruhi mekanisme biologis yang terlibat dalam pengaturan nafsu makan terutama menurunkan nafsu makan. Berikut beberapa manfaat mengonsumsi sinbiotik dalam menurunkan nafsu makan:

1. Meningkatkan Hormon “Rasa Kenyang” (Hormon Leptin)

Hormon leptin memiliki tugas memberikan sinyal kepada otak untuk mengurangi rasa lapar. Prebiotik dalam sinbiotik dapat difermentasi oleh bakteri probiotik di usus besar menjadi asam lemak rantai pendek atau Short Chain Fatty Acids (SCFA) seperti asetat, propionate, dan butirat. SCFA berperan penting dalam meningkatkan sekresi hormon yang berkaitan dengan rasa kenyang, seperti peptida YY (PYY) dan glucagon-like peptide-1 (GLP-1). Hormon tersebut memberikan sinyal kepada otak untuk mengurangi rasa lapar dan memperpanjang perasaan kenyang setelah makan. Dalam sebuah studi oleh Chambers et al. (2015), ditemukan bahwa propionat, yang dihasilkan melalui fermentasi prebiotik, mampu merangsang pelepasan GLP-1 dan PYY, yang keduanya dikenal sebagai hormon penekan nafsu makan. Efek ini membantu menurunkan asupan kalori dan berpotensi mendukung penurunan berat badan read more

Manfaat Diversifikasi Pangan Lokal Terhadap Kesehatan

Konten Edukasi Kamis, 17 Oktober 2024

Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting, karena dimanapun manusia berada, pasti membutuhkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini, kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia masih cukup rendah, kurang beragam, serta masih didominasi dengan pangan sumber karbohidrat terutama berasal dan gandum. Padahal, pangan lokal di Indonesia cukup beragam, dan memiliki kandungan gizi yang tidak kalah penting dengan beras maupun gandum.

Menurut Undang – undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012, pangan lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. Umumnya, pangan lokal diproduksi, diolah, dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat, serta memiliki keunikan tersendiri yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, iklim, dan tradisi kuliner daerah tersebut. Pemenuhan pangan pokok tidak hanya dipenuhi dari beras, sehingga perlu diversifikasi pangan yang telah dituangkan dalam Perpres No 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. read more

Pedoman Gizi Seimbang atau Menu 4 Sehat 5 Sempurna?

Konten Edukasi Jumat, 4 Oktober 2024

Sebelumnya kita mengenal menu 4 Sehat 5 Sempurna yang sudah digaungkan sejak tahun 1952 oleh Prof. Poerwo Soedarmo ‘Bapak Gizi Indonesia’. Menu ini terinspirasi dari Basic Four di Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an. Menu 4 Sehat 5 Sempurna sudah mendarah daging dibenak orang Indonesia, bahkan hingga saat ini masih banyak orang secara spontan menyatakan menu makan bergizi adalah 4 Sehat 5 Sempurna. Menu ini mengingatkan pada makanan yang mempunyai kandungan gizi lengkap yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jenis makanan dalam menu ini diantaranya: makanan pokok, aneka lauk pauk, sayur, buah, dan susu. read more

Lakukan Tips Ini untuk Mengurangi Sampah Sisa Makanan!

Konten Edukasi Kamis, 26 September 2024

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2023, sampah sisa makanan menyumbang komposisi sampah terbanyak mencapai 40,91%. Sampah sisa makanan merupakan makanan yang masih layak makan namun terbuang karena tidak dimakan. Sampah sisa makanan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya karena penyajian yang berlimpah akibat budaya berlebihan dari masyarakat sehingga makanan tidak dihabiskan dan menimbulkan sampah yang sering disebut “leftover” Penyebab lainnya karena perencanaan makanan yang tidak tepat sehingga menimbulkan sisa makanan seperti yang terjadi pada restoran, katering, hingga supermarket. read more

123

Berita Terkini

  • Kenalkan Tuberkulosis Sejak Dini, PKGM Ajak Pelajar SMP untuk Akhiri Stigma TB di Masyarakat.
    19/05/2025
  • Zat Gizi untuk Kulit Sehat: Tips Mencegah Penuaan Dini Secara Alami
    25/04/2025
  • Pentingnya Sarapan dalam Pengendalian Berat Badan dan Pencegahan Obesitas
    11/04/2025
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM)
(Center for Health and Human Nutrition/CH2N)

Gd Litbang FK-KMK Lt.3, Jalan Medika No.1, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp./Faks. (0274) 547775
Email: ch2n.fk@ugm.ac.id

© PKGM-FKKMK UGM 2021

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju