• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
    • Kalender Kegiatan
    • Kegiatan Terdekat
    • Berita
    • Konten Edukasi
    • Magang
    • Laporan Tahunan
  • Tentang PKGM
    • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Peneliti
    • Kontak Kami
  • Kegiatan
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
    • Pelatihan
    • Publikasi
  • Pengalaman Kerjasama
    • Perusahaan
    • Pemerintah
  • LUARAN KEGIATAN
    • Buku dan Modul
    • Video
    • POLICY BRIEF
    • ARTIKEL JURNAL
  • Beranda
  • 2023
  • Desember
Arsip 2023:

Desember

Cegah Anemia dengan Konsumsi Makanan yang Tepat

Konten Edukasi Jumat, 15 Desember 2023

Halo Sobat PKGM! Tahu tidak, anemia defisiensi besi merupakan kondisi kekurangan gizi yang paling sering terjadi. Nah, terdapat 3 strategi yang bisa dilakukan untuk mencegahnya, yaitu dengan meningkatkan asupan makanan sumber zat besi, bantu penyerapannya, dan menghindari zat gizi yang menghambat penyerapannya.

1.   Sumber Zat Besi

Zat besi terbagi ke dalam 2 bentuk, yaitu besi heme dan non-heme. Besi heme bersumber dari hewani sementara besi non-heme bersumber dari nabati. Bioavailabilitas (tingkat ketersediaan biologis) zat besi heme lebih tinggi daripada non-heme. Berikut ini daftar sumber zat besi ya.

  • Daging (sapi, domba, rusa) dan unggas (ayam, itik, bebek, burung)
  • Hati sapi atau hati ayam
  • Seafood (berbagai jenis ikan dan kerang)
  • Sayuran hijau terutama yang berwarna pekat (bayam, sawi hijau, brokoli)
  • Tahu dan tempe
  • Kacang-kacangan (kacang merah, kacang kedelai, almond, kacang polong, buncis)
  • Biji-bijian (kacang mete, pistachio, biji bunga matahari, biji labu, biji rami)
  • Makanan terfortifikasi zat besi*

*Untuk mengetahui apakah suatu makanan sudah terfortifikasi zat besi atau belum, maka periksa dulu kemasannya, biasanya akan tertera label Fe.

Bagaimana jika tidak memungkinkan konsumsi zat besi dari protein hewani? Tenang, caranya bisa diakali dengan mengonsumsi zat besi dari nabati dengan porsi yang lebih banyak ya!

2.   Bantu Penyerapan Zat Besi dengan Vitamin C

Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi, terutama yang bentuknya non-heme, dan membantu penyimpanannya di dalam bentuk yang dapat dengan mudah diserap oleh tubuh. Maka dari itu, vitamin C disebut dengan enhancers. Berikut ini contoh sumber vitamin C yang bisa dikonsumsi.

  • Buah sitrus (jeruk, lemon, jeruk nipis)
  • Stroberi
  • Melon
  • Paprika
  • Sayur-sayuran hijau pekat

Jadi, kalau lagi makan bakso pilih minumnya es jeruk. Terus kalau lagi makan salad atau sashimi, jangan lupa tambahkan perasan lemon. Intinya, makan makanan sumber zat besi dibarengi dengan vitamin C, yang alami ya!

3.   Hindari Konsumsi Makanan Penghambat Zat Besi

Memang ada sih makanan yang bisa membantu penyerapan zat besi, tapi sayangnya zat besi itu sendiri juga bisa dihambat penyerapannya. Dihambat oleh siapa? Zat yang bisa menghambat penyerapan zat besi disebut dengan inhibitors, diantaranya yaitu asam fitat, tanin/polifenol, kalsium, dan asam oksalat. Berikut sumbernya ya.

  • Asam fitat: biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, sereal, kedelai
  • Tanin/polifenol: teh, kopi, kacang-kacangan, kakao, sayuran
  • Kalsium: susu, kasien, whey, protein kedelai, produk terfortifikasi kalsium
  • Asam oksalat: bayam, buncis, kacang-kacangan

Jadi, konsumsilah makanan yang mengandung zat besi secara bervariasi, kalau bisa yang bersumber dari hewani. Bantu penyerapannya dengan vitamin C dan hindari zat penghambatnya. Yuk kita cegah anemia!

 

Referensi:

  1. Basrowi, R. W., & Dilantika, C. (2021). Optimizing iron adequacy and absorption to prevent iron deficiency anemia: the role of combination of fortified iron and vitamin C. World Nutrition Journal, 5(S1), 33-39.
  2. Ems T, St Lucia K, Huecker MR. Biochemistry, Iron Absorption. [Updated 2023 Apr 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448204/
  3. Piskin, E., Cianciosi, D., Gulec, S., Tomas, M., & Capanoglu, E. (2022). Iron absorption: factors, limitations, and improvement methods. ACS omega, 7(24), 20441-20456.
  4. Skolmowska, D., Głąbska, D., Kołota, A., & Guzek, D. (2022). Effectiveness of Dietary Interventions to Treat Iron-Deficiency Anemia in Women: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Nutrients, 14(13), 2724.
  5. Delimont, N. M., Haub, M. D., & Lindshield, B. L. (2017). The impact of tannin consumption on iron bioavailability and status: A narrative review. Current developments in nutrition, 1(2), 1-12.@shaniaayuri

Kolaborasi Kajian Analisis Program Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur

Berita Kamis, 14 Desember 2023

Pada Agustus–Desember 2023, Pusat Studi Industri Farmasi dan Teknologi Kesehatan (Pusdi IFTEK) Fakultas Farmasi UGM bekerja sama dengan Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM dan Pemerintah Kabupaten Belu telah melaksanakan kajian analisis program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Tim peneliti kajian diketuai oleh Dr. Siti Helmyati, DCN, M.Kes dan beranggotakan Dr. Apt., Hilda Ismail, M.Si, Farah Faza, S.Gz., M.Gizi., Cut Alima Syarifa, S.Gz., Dietisien, dan dr. Ahmad Watsiq Maula, MPH.

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi program percepatan penurunan stunting yang telah dilaksanakan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur serta menganalisis pelaksanaan dan capaian program-program tersebut. Kabupaten Belu memiliki komitmen untuk mendukung tercapainya target RPJMN 2024 yaitu jumlah kasus stunting 14%, sehingga program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Belu menjadi penting untuk dikaji lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan rangkaian kegiatan yang meliputi seminar awal, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam, observasi lapangan, dan seminar akhir.

Seminar awal yang berisikan pemaparan materi mengenai stunting dan rencana kajian oleh Dr. Siti Helmyati, DCN serta diskusi dilaksanakan pada Selasa (19/09) di Aula BP4D Kabupaten Belu. Kegiatan ini dihadiri oleh pimpinan OPD, camat, lurah, dan seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Belu. Selanjutnya, pada Rabu–Jumat (20/09-22/09), dilaksanakan FGD dan wawancara mendalam dengan pemangku kebijakan, pelaksana kegiatan, dan masyarakat penerima manfaat serta dilaksanakan pula observasi lapangan di puskesmas dan posyandu, terutama di Kecamatan Lamaknen Selatan, Kecamatan Lasiolat, dan Kecamatan Atambua Barat.

Hasil kajian kemudian dipaparkan oleh Dr. Apt., Hilda Ismail, M.Si dalam seminar akhir yang dilaksanakan pada Senin (11/12) bertempat di Aula BP4D Kabupaten Belu. Kegiatan yang turut dihadiri oleh pimpinan OPD, seluruh kepala puskesmas se-Kabupaten Belu, dan tim penjamin mutu ini dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Pada kegiatan seminar akhir, telah disampaikan pula rekomendasi program dan kebijakan yang dapat diterapkan untuk menunjang percepatan penurunan angka kejadian stunting di Kabupaten Belu.

Dengan diselenggarakannya kajian analisis program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diharapkan kasus stunting di Nusa Tenggara Timur dan Indonesia dapat berkurang dan kesehatan anak Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi!

Sosialisasi Pencegahan Stunting pada Remaja melalui Pelatihan Kaderisasi Posyandu Remaja

Berita Senin, 11 Desember 2023

Stunting bukan hanya berarti anak lebih pendek daripada anak seusianya, tetapi juga mengalami perkembangan otak yang terhambat. Pada akhirnya, mereka cenderung tidak dapat mengejar pelajaran sekolahnya sehingga berdampak pada masa depan dan generasi berikutnya. Sebagai calon orang tua dan agen perubahan, remaja memiliki peran penting dalam upaya pencegahan stunting.

Pada hari Sabtu, 9 Desember 2023 bertempat di Balecatur Inn & Resto, Gamping, Sleman, Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Dr.rer.nat. dr. BJ Istiti Kandarina, berkesempatan menjadi pemateri dalam kegiatan “Sosialisasi Pencegahan Stunting pada Remaja melalui Pelatihan Kaderisasi Posyandu Remaja” yang diadakan oleh Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM bekerjasama dengan PERTAMINA Rewulu dan Puskesmas Sedayu. Sebelum materi disampaikan, kader posyandu remaja Kelurahan Argomulyo, Kapanewon Sedayu, Bantul diminta untuk mengisi pre-test terlebih dahulu. Selesai pemaparan materi, dilakukan sesi tanya jawab mengenai materi yang telah disampaikan. Sesi selanjutnya adalah FGD, di mana dalam sesi ini kader posyandu berbagi pengalaman bagaimana bisa menjadi kader dan bagaimana rencana selanjutnya kegiatan posyandu di wilayah masing-masing. Setelah FGD selesai, peserta diminta untuk mengisi post-test. Di akhir acara dilakukan pelatihan mengenai penggunaan alat cek hemoglobin.

Semoga dengan diadakannya sosialisasi dan pelatihan ini, kader posyandu remaja menjadi lebih mampu dan terampil sehingga siap ambil bagian menjadi agen perubahan untuk Indonesia Emas 2045!

 

#cegahstuntingitupenting

#posyanduremaja

#berencanaitukeren

[Konten Kesehatan]: Cegah Stunting Bukti Peduli Generasi

Konten Edukasi Kamis, 7 Desember 2023

Pernah mendengar kata “stunting” dalam sehari-hari ? Tentu sudah tidak asing kan untuk kita semua. Stunting sendiri tidak bisa dianggap remeh, lho. Stunting sendiri dapat terjadi pada anak-anak seluruh dunia, terutama pada negara berkembang. Menurut WHO, pada tahun 2020, diperkirakan sekitar 149 juta anak di seluruh dunia menderita stunting. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia sendiri sebanyak 30, 8 % anak-anaknya menderita stunting. Hal itu membuat Indonesia menduduki peringkat kelima di dunia dengan penderita stunting terbanyak. Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga dapat mempengaruhi pendidikan dan produktivitas di masa depan. Untuk itu, diperlukan perhatian serius dari semua pihak untuk mengatasi masalah ini.

Apa sih stunting itu ?

Stunting (pendek) merupakan ganguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) <-2 SD. Balita dikatakan stunting apabila Z-score tinggi badan menurut umurnya berada dibawah garis normal yaitu kurang dari -2SD dikatakan pendek dan kurang dari -3SD dikategorikan sangat pendek. (Kemenkes RI. 2010). Stunting pada anak dapat terjadi ketika masih janin hingga berusia dua tahun. Pada usia tersebut, otak dan organ tubuh anak masih dalam masa perkembangan dan membutuhkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan yang optimal. Stunting dapat berdampak buruk pada kesehatan dan perkembangan anak, serta memiliki konsekuensi jangka panjang yang merugikan bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah stunting perlu menjadi perhatian utama kita sebagai generasi yang peduli akan masa depan anak-anak.

Mengapa mencegah stunting itu penting ?

Pencegahan stunting penting dilakukan karena kondisi tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mental dan fisik anak. Stunting dapat menyebabkan keterbatasan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, pekerjaan, dan pendidikan.  Anak yang mengalami stunting juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit infeksi, memiliki kemampuan belajar yang rendah, dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk meraih potensi mereka.

Apa penyebab stunting ?

  1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, mulai dari kehamilan hingga setelah melahirkan.
  2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care.
  3. Masih kurangnya akses rumah tangga / keluarga ke makanan bergizi, air, bersih, dan sanitasi.

Lalu, bagaimana cara mencegah stunting ?

  1. Memberikan pendidikan dan informasi tentang gizi yang baik.
  2. Menjaga kesehatan ibu selama kehamilan.
  3. Memberikan asupan gizi yang cukup pada anak-anak.
  4. Memberikan ASI eksklusif.
  5. Meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan.
  6. Meningkatkan akses terhadap sumber daya.

 

[@elsya.ty_l]

Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan dan Manajemen Kesehatan: Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH

Berita Kamis, 7 Desember 2023

Selamat dan Sukses Kepada

 

Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH

Atas pengukuhan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kebijakan dan Manajemen Kesehatan yang dilaksanakan pada Kamis (7/12) di Balai Senat Lantai 2 Gedung Pusat UGM. Pidato pengukuhan yang berjudul Kesiapan Institusi Pendidikan Tinggi untuk Mendukung Pemanfaatan Eviden dalam Kebijakan dan Praktek Kesehatan.

Segenap keluarga besar Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM turut berbahagia. Semoga amanah Guru Besar ini membawa keberkahan dan manfaat bagi masyarakat.

 

#fkkmkugm

 

Berita Terkini

  • Kolaborasi PKGM UGM–HCML Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Cegah Stunting di Pulau Gili Raja Kabupaten Sumenep
    30/10/2025
  • Pelatihan Pengembangan Media Edukasi Kesehatan Berbasis Digital bagi Guru SMPIT LHI Banguntapan
    28/10/2025
  • Daftar Sekarang! SPORTIFITNESS 10: Short Course & Workshop Sport and Wellness Nutrition Gizi Olahraga Prestasi Level 1 (Basic)
    09/09/2025
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM)
(Center for Health and Human Nutrition/CH2N)

Gd Litbang FK-KMK Lt.3, Jalan Medika No.1, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp./Faks. (0274) 547775
Email: ch2n.fk@ugm.ac.id

© PKGM-FKKMK UGM 2021

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY