• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
    • Kalender Kegiatan
    • Kegiatan Terdekat
    • Berita
    • Konten Edukasi
    • Magang
    • Laporan Tahunan
  • Tentang PKGM
    • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Peneliti
    • Kontak Kami
  • Kegiatan
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
    • Pelatihan
    • Publikasi
  • Pengalaman Kerjasama
    • Perusahaan
    • Pemerintah
  • LUARAN KEGIATAN
    • Buku dan Modul
    • Video
    • POLICY BRIEF
    • ARTIKEL JURNAL
  • Beranda
  • 2024
Arsip:

2024

Manfaat Cuka Apel bagi Kesehatan: Dari Penurunan Berat Badan Hingga Pencegahan Penyakit Jantung

Konten Edukasi Selasa, 31 Desember 2024

Cuka telah lama digunakan selama bertahun – tahun untuk keperluan rumah tangga dan kuliner. Secara tradisional, cuka juga dipercaya memiliki manfaat untuk kesehatan. Cuka dapat berasal dari berbagai sumber karbohidrat seperti tebu, apel, beras, anggur, kurma, plum, kelapa dan jus buah lainnya.

Cuka Apel (Apple Cider Vinegar) adalah salah satu jenis cuka yang paling umum digunakan, yang dibuat melalui fermentasi apel dan banyak dimanfaatkan sebagai penambah rasa dan pengawet makanan di seluruh dunia. Cuka apel mengandung beragam flavonoid seperti asam galat, katekin, asam kafeat, dan asam ferulat. Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa cuka apel memiliki berbagai macam khasiat seperti antioksidan, antiinflamasi, antidiabetik, antihipertensi, dan antihiperlipidemia. Berikut beberapa penjelasan singkat manfaat konsumsi cuka apel bagi kesehatan.

1. Membantu Mengendalikan Gula Darah

Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa asam asetat yang ada pada cuka apel dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan respons gula darah setelah makan. Dalam sebuah penelitian Gheflati (2019) menemukan bahwa konsumsi cuka apel selama beberapa minggu dapat menurunkan secara signifikan gula darah puasa dan HbA1c dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengkonsumsi cuka apel. Asam asetat yang terkandung dalam cuka memiliki efek untuk memperlambat pengosongan lambung, yang berkontribusi untuk mengatur kadar gula darah setelah makan. Selain itu, asam asetat juga bisa memperlambat pencernaan pati, sehingga gula darah naik lebih lambat.

2.Mendukung Terjadinya Penurunan Berat Badan

Sebuah studi Fitriyani (2022)  menyebutkan bahwa salah satu manfaat mengkonsumsi cuka apel adalah membantu untuk menurunkan berat badan. Asam asetat pada cuka apel berperan dalam penurunan berat badan dengan cara meningkatkan rasa kenyang. Hal ini terjadi karena asam asetat memperlambat pengosongan lambung, mengurangi keinginan untuk makan dengan mengubah persepsi rasa, dan mempengaruhi otak, khususnya pada bagian yang mengatur nafsu makan, melalui peningkatan ekspresi mRNA pro – opiomelanocortin di hipotalamus. Selain itu, senyawa lain dalam cuka apel, seperti asam galat yang meningkatkan sensitivitas insulin dan penggunaan energi tanpa mempengaruhi asupan makanan, serta asam kafeat yang dapat membantu menekan enzim lipogenik dan mengurangi penumpukan lemak di hati.

Penelitian oleh Hadi (2020) juga mendapatkan hasil bahwa dengan menambahkan konsumsi cuka apel pada saat menjalani diet rendah kalori dapat memberikan efek yang lebih signifikan dalam proses pengurangan lemak tubuh hingga pada akhirnya terjadi penurunan berat badan dibandingkan dengan seseorang yang menjalani diet rendah kalori saja. Hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa tambahan konsumsi cuka apel dapat mendukung program penurunan berat badan dengan cara yang cukup aman dan alami.

3.Berpotensi untuk Melindungi Kesehatan Jantung dan Menurunkan Kadar Kolesterol

Cuka apel diketahui pula memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan kardiovaskular (jantung). Menurut sebuah studi, konsumsi cuka apel berpotensi untuk menurunkan tekanan darah melalui mekanisme vasodilatasi, yaitu pelebaran pembuluh darah. Selain itu, kandungan antioksidan seperti asam galat dan katekin pada cuka apel, dapat membantu melawan stres oksidatif, yang merupakan penyebab utama dalam kerusakan pembuluh darah dan aterosklerosis.

Selain itu, penelitian oleh Jafarirad (2023) menemukan bahwa dengan mengonsumsi 30 ml cuka apel setiap hari selama delapan minggu dapat membantu memperbaiki kadar gula darah, profil lemak, dan tekanan darah sistolik pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2. Konsumsi cuka apel sebagai makanan fungsional bersamaan dengan obat – obatan dapat mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular pada pasien diabetes.

4.Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

Asam asetat pada cuka apel dapat membantu meningkatkan keasaman lambung yang penting dalam proses pencernaan makanan. Sebuah studi menemukan bahwa cuka apel dapat meningkatkan produksi enzim pencernaan yang membantu untuk pemecahan zat gizi dalam tubuh. Selain itu, pada cuka apel terdapat kandungan probiotik yang membantu meningkatkan kesehatan mikrobiota usus yang penting untuk kesehatan pencernaan. Penelitian oleh Yagnik (2018), mengungkapkan bahwa cuka apel memiliki efek antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan, seperti Escherichia coli dan Salmonella.  Sehingga cuka apel dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif yang secara alami dapat mendukung kesehatan saluran pencernaan dan mencegah infeksi bakteri.

Meskipun cuka apel memiliki banyak manfaat kesehatan, tetap harus bijak dan ada batasan untuk mengkonsumsinya. Konsumsi cuka apel yang berlebih dalam menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, erosi enamel gigi, menimbulkan gejala pusing, dan dapat mempengaruhi kadar kalium dalam tubuh. Sehingga, mengkonsumsi cuka sebaiknya dilakukan dalam bentuk encer, seperti mencampurkan 1 sampai 2 sendok teh cuka apel yang dilarutkan dalam 250 ml air. Seseorang yang memiliki riwayat penyakit GERD disarakan untuk mengonsumsi cuka apel sebanyak 1 sdt yang dilarutkan dalam 500 ml air. Namun, jika memiliki penyakit GERD yang cukup parah, maka tidak disarankan untuk mengonsumsi cuka apel atau lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter maupun ahli gizi. Jika tidak memiliki riwayat kesehatan apapun termasuk tidak pusing ketika konsumsi cuka apel, maka takaran cuka apel dapat ditambah hingga 1 – 2 sendok makan dan dilarutkan dalam segelas air.

 

Referensi :

  1. Gheflati, Alireza, et al. 2019. The Effect of Apple Vinegar Consumption on Glycemic Indices, Blood Pressure, Oxidative Stress, and Homocysteine in Patients With Type 2 Diabetes and Dyslipidemia : A Randomized Controlled Clinical Trial. Clinical Nutrition ESPEN, 33, 132 – 138
  2. Fitriyani dan Kurniasari. 2022. Apple Cider Vinegar Induced Weight Loss ini Obese Rats. Jurnal Biomediak dan Kesehatan, Vol.5 No. 2
  3. Jafarirad, Sima, et al. 2023. The Improvement Effect of Apple Cider Vinegar as Functional Food on Anthropometric Indices, Blood Glucose, and Lipid Profile in Diabetic Patients: A Randomized Controlled Clinical Trial. Frontiers in Clinical Diabetes and Healthcare.
  4. Johsnton, Carol S, et al. 2021. Daily Vinegar Ingestion Improves Depression Scores and Alters the Metabolome in Healthy Adults: A Randomized Controlled Trial. Nutrients, 13, 4020

 

 

Kontributor Artikel: Ulfi Rahma Yunita, S.Gizi, M.Gizi

Gratis! Lomba Esai Pelajar SMP-SMA tema Kesehatan Remaja, Investasi Masa Depan Bangsa

Berita Kamis, 5 Desember 2024

 

Dalam rangka merayakan 25 tahun perjalanan Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia, PKGM mengadakan Lomba Esai Pelajar SMP dan SMA dengan tema “Kesehatan Remaja, Investasi Masa Depan Bangsa”.

GRATIS Biaya Pendaftaran

Segera pahami ketentuan lomba dan daftar sekarang juga melalui : ugm.id/daftaresaipelajar

Batas Pengumpulan Karya : 19 Januari 2025
Panduan: ugm.id/panduanesaipelajar

Tunjukkan karya terbaikmu dan menangkan hadiahnya!

 

Informasi Lengkap: linktr.ee/pkgm.ugm

IG: @pkgm.ugm

Cp Admin : 0821-3418-3212 (wa only)

 

#infolomba #infolombaposter #infolombagratis #lombaposterpelajar #lombaessay #lombapostersmp #lombapostersma #infolombaindonesia #lombaposterkesehatan #lombaessaykesehatan #lomba2024 #lomba2025 #lombanaksmp #lombanaksma

 

Gratis Biaya Pendaftaran! Lomba Poster Pelajar SMP-SMA tema Kesehatan Remaja, Investasi Masa Depan Bangsa

Berita Kamis, 5 Desember 2024

 

Dalam rangka merayakan 25 tahun perjalanan Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia, PKGM mengadakan Lomba Poster Pelajar SMP dan SMA dengan tema “Kesehatan Remaja, Investasi Masa Depan Bangsa”.

GRATIS Biaya Pendaftaran

Segera pahami ketentuan lomba dan daftar sekarang juga melalui : ugm.id/daftarposterpelajar

Batas Pengumpulan Karya : 19 Januari 2025
Panduan: ugm.id/panduanposterpelajar

Tunjukkan karya terbaikmu dan menangkan hadiahnya!

 

Informasi Lengkap: linktr.ee/pkgm.ugm

IG: @pkgm.ugm

Cp Admin : 0821-3418-3212 (wa only)

 

 

#infolomba #infolombaposter #infolombagratis #lombaposterpelajar #lombaessay #lombapostersmp #lombapostersma #infolombaindonesia #lombaposterkesehatan #lombaessaykesehatan #lomba2024 #lomba2025 #lombanaksmp #lombanaksma

 

Ketahui Manfaat Astaxanthin Bagi Kesehatan Kardiovaskular

Konten Edukasi Jumat, 22 November 2024

Seperti yang telah kita ketahui bahwa penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas baik di negara maju maupun negara berkembang. Kardiovaskular merupakan suatu sistem di dalam tubuh yang berperan penting dalam memastikan pasokan oksigen dan darah yang cukup ke seluruh sel dan jaringan agar dapat berfungsi secara optimal. Gangguan pada sistem kardiovaskular akan berdampak pada keseluruhan fungsi tubuh.

Penyakit kardiovaskular (cardiovascular disease/CVD) disebabkan oleh berbagai gangguan dalam tubuh, seperti terjadinya penumpukan jaringan lemak di area perut, tekanan darah tinggi, kelainan lipid (dislipidemia), dan gangguan toleransi glukosa (diabetes). Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.

Perkembangan penyakit kardiovaskular sering dikaitkan dengan pola makan yang kurang sehat, seperti konsumsi makanan yang tinggi natrium, makanan olahan (Ultraprocessed Food), gula serta lemak jenuh dan lemak trans. Pola ini biasanya disertai dengan rendahnya asupan buah dan sayur, konsumsi alkohol, stress, merokok serta kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, radikal bebas dan stres oksidatif juga memainkan peran penting dalam patogenesis berbagai kondisi penyakit jantung, seperti cedera iskemia reperfusi, gagal jantung kongestif, penyakit arteri koroner dan hipertensi.

Berbagai metode pengobatan untuk menangani masalah kardiovaskular terus berkembang, salah satunya adalah dengan memanfaatkan senyawa bioaktif yang berasal dari tumbuhan, seperti antioksidan, flavonoid, dan polifenol. Senyawa – senyawa bioaktif tersebut berpotensi untuk melindungi kesehatan jantung dengan mengurangi peradangan, menurunkan stress oksidatif, dan mendukung fungsi pembuluh darah. Salah satu antioksidan yang dapat dimanfaatkan adalah astaxanthin.

Astaxanthin, merupakan karotenoid alami yang ditemukan dalam mikroalga Haematococcus pluvialis dan telah diakui sebagai salah satu antioksidan yang memiliki manfaat bagi kesehatan kardiovaskular. Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa sifat antioksidan dan antiinflamasi astaxanthin memiliki peran penting dalam mencegah berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk aterosklerosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner. Selain dari mikroalga, astaxanthin dapat pula ditemukan pada hewan akuatik seperti ikan salmon, ikan air tawar, udang, kepiting, maupun lobster. Berikut penjelasan singkat mengenai manfaat astaxanthin untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular :

1.Memberikan perlindungan terhadap stress oksidatif

Stress oksidatif merupakan salah satu faktor utama perkembangnya penyakit kardiovaskular yang disebabkan karena adanya radikal bebas dalam tubuh. Terjadinya proses oksidasi dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dalam pembuluh darah yang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jantung. Dalam sebuah penelitian oleh Visioli (2017) menunjukkan bahwa astaxanthin memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dan efektif dibandingkan vitamin C dan E, sehingga dapat mengurangi terjadinya oksidasi lipid dalam plasma darah yang berkontribusi pada pencegahan pembentukan plak aterosklerotik. Astaxanthin bekerja dengan menurunkan kadar LDL teroksidasi, sehingga memperlambat pembentukan plak pada dinding arteri yang dapat menyumbat aliran darah.

2. Memiliki Sifat Anti-Inflamasi

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa astaxanthin mampu mengurangi aktivitas inflamasi pada level molekuler, yang berpotensi menurunkan risiko terjadinya aterosklerosis, hipertensi, dan komplikasi kardiovaskular lainnya.

Studi klinis juga menunjukkan bahwa suplementasi astaxanthin dapat memperbaiki fungsi endotelial, yaitu lapisan pembuluh darah yang penting untuk menjaga fleksibilitas dan respons pembuluh darah terhadap perubahan tekanan darah. Fungsi endotel yang baik membantu menjaga tekanan darah stabil, yang merupakan salah satu aspek utama dalam pencegahan hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa astaxanthin berpotensi mengurangi risiko hipertensi dengan cara memperbaiki respons pembuluh darah​

3. Mengatur profil lipid

Selain efeknya terhadap stres oksidatif dan peradangan, astaxanthin juga dapat mempengaruhi profil lipid seseorang, yang merupakan faktor risiko penting dalam penyakit jantung. Dalam suatu studi menunjukkan bahwa astaxanthin dapat menurunkan trigliserida serum dan meningkatkan kadar HDL pada pasien dengan resiko tinggi penyakit kardiovaskular.

4. Mendukung Kesehatan Mitokondria di Jantung

Mitokondria adalah pusat produksi energi sel dan sangat penting untuk fungsi jantung. Energi dibutuhkan oleh jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Stres oksidatif dapat merusak mitokondria, yang kemudian mengganggu fungsi otot jantung dan menyebabkan berbagai gangguan kardiovaskular.

Penelitian oleh Krestinina et al. (2020) menunjukkan bahwa suplementasi astaxanthin dapat meningkatkan kinerja mitokondria di jantung, yang memungkinkan jantung memompa lebih efisien dan mengurangi risiko kelelahan otot jantung serta insufisiensi jantung. Dengan memperbaiki fungsi mitokondria, astaxanthin dapat membantu mencegah berbagai masalah jantung yang disebabkan oleh penurunan kapasitas energi​.

 5.Membantu Mengatur Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama pada penyakit kardiovaskular. Penelitian menunjukkan bahwa astaxanthin memiliki efek positif pada tekanan darah melalui efek relaksasi pembuluh darah. Sebuah studi pada hewan menunjukkan bahwa astaxanthin dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan mengurangi ketegangan di arteri serta meningkatkan elastisitas pembuluh darah. Efek ini penting dalam mencegah hipertensi dan menjaga kesehatan jantung dalam jangka panjang.

 

Referensi :

  1. Visioli, Francesco dan Christian Artaria. 2017. Astaxanthin in Cardiovascular Health and Disease : Mechanisms of Action, Therapeutic Merits, and Knowledge Gaps. Food Function, 2017, 8, 39 – 63
  2. Chang, Ming Xian dan Fan Xiong. 2020. Astaxanthin and Its Effect in Inflammatory Respnses and Inflammation – Associated Diseases : Recent Advances and Future Directions. Molecules, 25, 5342
  3. Pereira, Carolina Parga, et al. 2021. Antioxidant and Anti – Inflammatory Mechanisms of Action of Astaxanthin in Cardiovascular (Review). International Journal of Molecular Mediciner, 47 : 37 – 48
  4. Laja, Rana Salsabil Putri. 2021. Astaxanthin untuk Kesehatan Kardiovaskular. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. Volume 3 No 2, Hal 243 – 252
  5. Krestinina, Olga, et al. 2020. Astaxanthin Prevents Mitochondrial Impairment Induced by Isoproterenol in Isolated Rat Heart Mitochondria. MDPI, 9. 262
  6. Ruiz, Jose Monroy, et al. 2011. Astaxanthin Enriched Diet reduces Blood Pressure and Improves Cardiovascular Parameters in Spontaneously Hypertensive Rats. Pharmacological Research, 63, 44 – 50

 

Kontributor Artikel: Ulfi Rahma Yunita, S.Gizi, M.Gizi

 

Webinar Diseminasi Kajian Anemia “Tantangan dan Peluang Inovasi dalam Pencegahan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi di Indonesia”

Berita Jumat, 22 November 2024

Sleman, PKGM- Telah dilaksanakan webinar diseminasi hasil kajian pada Rabu, 20 November 2024 secara daring. Kegiatan webinar ini mengusung tema “Tantangan dan Peluang Inovasi dalam Pencegahan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi di Indonesia” yang bertujuan untuk memberikan informasi terkini kepada para praktisi dan akademisi.

Acara dibuka dengan sambutan dari asisten Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.D.A(K). Sesi materi dipandu oleh Ibu Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP sebagai moderator. Hadir lima narasumber dari Kementerian Kesehatan RI, FK-KMK UGM, dan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Narasumber pertama, Ibu Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes dari Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia, FK-KMK, UGM, memaparkan tentang hasil kajian yang telah dilakukan bersama tim dengan judul Systematic review on supplementation, fortification, and food-based interventions for prevention of iron deficiency anemia in low- and middle-income countries. Dari paparannya, Ibu Siti Helmyati menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan intervensi untuk pencegahan anemia defisiensi besi.

Prof. Dr. dr. Masrul, M.Sc., Sp.GK memaparkan tentang Pentingnya Skrining anemia untuk pencegahan anemia defisiensi besi. Guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas ini menekankan ketepatan deteksi dini anemia agar intervensi yang diberikan bisa tepat sasaran. 

Pencegahan anemia defisiensi besi sebagai upaya untuk optimalisasi tumbuh kembang anak disampaikan oleh Dr. dr. Neti Nurani, Sp.A(K)., M.Kes yang menjadi narasumber ke-3 pada sesi materi. “Masih ada 38,5% balita di Indonesia yang mengalami anemia. Prevalensi yang tidak kalah tinggi dengan stunting” ujar dr. Neti mengawali presentasinya. Dokter Neti juga menjelaskan dampak anemia pada penurunan skor kognitif anak 6 sampai 7 poin karena adanya gangguan perkembangan otak. 

Dr. dr. Tri Ratnaningsih, M.Kes., Sp.PK(K) menjadi narasumber keempat yang memperkaya pembahasan tentang metode skrining untuk deteksi kejadian anemia defisiensi besi. Dosen yang akrab disapa dokter Nana menjelaskan perkembangan metode pemeriksaan hemoglobin sebagai parameter anemia yang diperkuat dengan hasil kajian-kajian yang telah dilakukannya bersama tim. 

Sesi materi diakhiri dengan pemaparan oleh Dr. Hera Nurlita, S.Si., M.Kes dari Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI. Ibu Hera menyampaikan tentang upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Direktorat Gizi KIA Kementerian Kesehatan berkaitan dengan pencegahan anemia yang termasuk dalam integrasi layanan primer. 

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 80 peserta yang berasal dari perwakilan perguruan tinggi anggota NATURE, Indonesia Nutrition University Network, dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, serta puskesmas. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan selama sesi diskusi. Acara ditutup dengan sesi foto bersama narasumber, moderator, peserta, dan panitia.

Kegiatan ini mendukung pencapaian SDGs dalam menciptakan kesehatan dan kesejahteraan yang baik (tujuan 3), memberikan pendidikan bermutu (tujuan 4), kesetaraan gender (tujuan 5), dan menjalin kemitraan untuk mencapai tujuan (tujuan 17).

 

Penulis: Lintang Aryanti

Bagaimana Peran Sinbiotik dalam Pengaturan Nafsu Makan?

Konten Edukasi Jumat, 8 November 2024

Salah satu topik yang semakin banyak diteliti karena memiliki manfaat yang cukup besar bagi kesehatan, terutama pencernaan dan nafsu makan yaitu kombinasi antara probiotik dan prebiotik yang biasa disebut dengan Sinbiotik. Kombinasi probiotik dan prebiotik yang bekerja secara sinergis dapat meningkatkan kesehatan mikrobiota usus. Probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium sering digunakan dalam sinbiotik untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, sementara prebiotik seperti inulin atau fruktooligosakarida (FOS) membantu memfasilitasi pertumbuhan dan aktivitas probiotik di usus.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa konsumsi sinbiotik tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, tetapi juga berpotensi mempengaruhi mekanisme biologis yang terlibat dalam pengaturan nafsu makan terutama menurunkan nafsu makan. Berikut beberapa manfaat mengonsumsi sinbiotik dalam menurunkan nafsu makan:

1. Meningkatkan Hormon “Rasa Kenyang” (Hormon Leptin)

Hormon leptin memiliki tugas memberikan sinyal kepada otak untuk mengurangi rasa lapar. Prebiotik dalam sinbiotik dapat difermentasi oleh bakteri probiotik di usus besar menjadi asam lemak rantai pendek atau Short Chain Fatty Acids (SCFA) seperti asetat, propionate, dan butirat. SCFA berperan penting dalam meningkatkan sekresi hormon yang berkaitan dengan rasa kenyang, seperti peptida YY (PYY) dan glucagon-like peptide-1 (GLP-1). Hormon tersebut memberikan sinyal kepada otak untuk mengurangi rasa lapar dan memperpanjang perasaan kenyang setelah makan. Dalam sebuah studi oleh Chambers et al. (2015), ditemukan bahwa propionat, yang dihasilkan melalui fermentasi prebiotik, mampu merangsang pelepasan GLP-1 dan PYY, yang keduanya dikenal sebagai hormon penekan nafsu makan. Efek ini membantu menurunkan asupan kalori dan berpotensi mendukung penurunan berat badan

2. Mengurangi Kadar Hormon Ghrelin

Selain dapat meningkatkan hormon kenyang, sinbiotik juga dapat mempengaruhi kadar hormon ghrelin atau disebut dengan “hormon lapar” karena perannya dalam merangsang nafsu makan. Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi sinbiotik dapat membantu menekan kadar ghrelin, sehingga mengurangi perasaan lapar dan keinginan untuk makan. Dalam sebuah penelitian oleh Noormohammadi (2023) menemukan bahwa konsumsi sinbiotik berbasis Bifidobacterium dan inulin secara signifikan dapat menurunkan kadar ghrelin pada subjek yang mengalami obesitas, yang pada akhirnya memberikan kontribusi untuk mengurangi asupan makan dan mengontrol nafsu makan menjadi lebih baik.

3. Memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus

Keseimbangan mikrobiota usus berperan penting untuk mengatur metabolisme energi dan nafsu makan. Adanya ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan resiko obesitas dan resistensi terhadap sinyal rasa kenyang. Sinbiotik dapat memperbaiki keseimbangan mikrobiota usus dengan cara meningkatkan populasi bakteri baik, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pengaturan nafsu makan. Sebuah studi oleh Lauw (2023) juga menunjukkan bahwa suplementasi sinbiotik pada individu dengan obesitas dapat memperbaiki profil mikrobiota usus, meningkatkan produksi SCFA, dan mengatur pengeluaran hormon terutama hormon nafsu makan.

4. Memperlambat pengosongan lambung

Prebiotik yang tidak dapat dicerna di saluran cerna bagian atas, dapat  memperpanjang rasa kenyang setelah makan. Sehingga dapat memperlambat waktu pengosongan lambung. Hal ini dapat menurunkan frekuensi makan dan asupan kalori serta membantu untuk mengontrol berat badan. Selain memiliki peran yang telah dijelaskan diatas, sinbiotik juga memiliki peranan positif untuk mengobati beberapa penyakit seperti dermatitis atopik, gangguan pada saluran cerna (gastrointestinal disorder), diabetes, ensefalopati hepatik, sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrom),  metabolic disorders, dan menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh.

 

 

Jika anda mempunyai tujuan untuk menurunkan berat badan, maka tidak hanya sekedar mengatur pola makan dan  teknik memasaknya. Namun, perlu juga untuk menambahkan jenis bahan makanan yang dikonsumsi. Salah satunya dengan menambahkan prebiotik,  probiotik, atau gabungan keduanya (sinbiotik) dalam makanan yang kita konsumsi sehari – hari. Salah satu contoh makanan sinbiotik yang dapat dikonsumsi seperti  salad buah sebagai sumber serat yang ditambah dengan yoghurt sebagai sumber probiotik atau  mengkonsumsi makanan fermentasi lokal seperti tempe sebagai sumber probiotik alami dengan tambahan sayuran. Kombinasi makanan tersebut dapat kita konsumsi sehari – hari dan menambah asupan sinbiotik dalam tubuh serta dapat memberikan efek positif bagi pencernaan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

 

Referensi:

  1. Chambers, E. S., et al. (2019). Postprandial gastrointestinal hormone responses and appetite regulation in humans following inulin-propionate ester ingestion. The American Journal of Clinical Nutrition, 110(4), 883-891.
  2. Chamber, E.S et al. (2015). Effect of Targeted Delivery of Propionate to The Human Colon on Appetite Regulation, Body Weight Maintenance and Adiposity in Overweight Adults. Gut Microbiota; 64:1744 – 1754
  3. Lauw, Susana, et al (2023). Effect of Synbiotic Supplementation on Metabolic Syndrome Traits and Gut Microbial Profile Among Overweight and Obese Hongkong Chinese Individuals: A Randomized Trial. Nutrients, 15, 4248
  4. Haliman, Chika Dewi dan Silvia Alfinnia. 2021. Gut Microbiota, Prebiotics, Probiotics, and Synbiotics in Management of Obesity. Media Gizi Kesmas, Vol. 10. No.1 Juni 2021: Hal. 149 – 156
  5. Jiang, Haoran, et al. 2022. Synbiotics and Gut Microbiota: New Perspective in The Treatment of Type 2 Diabetes Mellitus. Foods, 11, 2438
  6. Noormohammadi, Morvarid, et al. 2023. The effect of Probiotic and Synbiotic Supplementation on Appetite Regulating Hormones and Desire to Eat : A Systematic Review and Meta Analysis of Clinical Trials. Phamacological Research, 187

 

Kontributor Artikel: Ulfi Rahma Yunita, S.Gizi, M.Gizi

PKGM Sampaikan Hasil Kajian Implementasi Model Best Practice Kampung Keluarga Berkualitas BKKBN

Berita Selasa, 29 Oktober 2024

Bantul, PKGM- Rabu, 23 Oktober 2024 bertempat di Hotel Grand Rohan Yogyakarta, Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan diseminasi Laporan Kependudukan Provinsi Tahun 2024 dan Laporan Implementasi Model Kebijakan Hasil Studi Kasus Stunting Provinsi di Kampung Keluarga Berkualitas. 

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia, dalam hal ini diwakilkan oleh Ibu Dr. Lily Arsanti, STP., MP, menjadi salah satu pengisi dalam sesi panel yang menyampaikan laporan kajian “Implementasi Model Best Practice Kampung Keluarga Berkualitas untuk Percepatan Penurunan Stunting.” Ibu Lily memaparkan temuan-temuan kajian selama pelaksanaan program model best practice di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) Condongcatur, Depok, Sleman, DIY.

Penguatan peran keluarga untuk menanggulangi stunting dilakukan oleh BKKBN salah satunya melalui program Kampung Keluarga Berkualitas. Model Best Practice Kampung KB merupakan program intervensi yang menggabungkan berbagai kegiatan di Kampung KB seperti cuci tangan pakai sabun, posyandu, BKB, DASHAT, GERMAS, dan menyuapi aktif guna menurunkan stunting melalui pendekatan perilaku kelompok sasaran. PKGM melakukan kajian untuk mengevaluasi pelaksanaan program tersebut yang diujicobakan secara terbatas di Kampung KB Condongcatur. 

Berdasarkan kajian, meskipun program model best practice Kampung KB dapat dijalankan di Kalurahan Condongcatur namun belum memberikan dampak terhadap perubahan perilaku kelompok sasaran. “Belum terlihatnya perubahan perilaku dapat disebabkan karena kegiatan edukasi kurang berjalan efektif dan partisipasi peserta yang kurang aktif”, ujar peneliti PKGM yang akrab dipanggil Ibu Lily tersebut. Ibu Lily juga menyoroti tentang tantangan keberlanjutan program model best practice berkaitan dengan tingginya beban biaya. 

Dalam kegiatan diseminasi hasil kajian ini disampaikan juga policy brief yang telah dirumuskan oleh tim peneliti PKGM. Ibu Lily menjelaskan rekomendasi penguatan program berupa strategi untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program dengan pendekatan Model, Commitment, dan Network (MCN). MCN menyoroti pada perbaikan aspek model atau desain program, peningkatan komitmen stakeholder, dan pengembangan jejaring kerjasama.  

Kegiatan diseminasi dihadiri oleh berbagai instansi terkait yang merupakan mitra kerja BKKBN Yogyakarta. Turut hadir dalam kegiatan para pelaksana dari Kalurahan Condongcatur sebagai lokus kegiatan program implementasi model best practice Kampung KB. PKGM berharap semoga temuan dalam kajian ini dapat menjadi referensi dalam pengembangan program di masa mendatang.

Kegiatan ini mendukung pencapaian SDGs dalam mengakhiri kemiskinan (tujuan 2), menciptakan kesehatan dan kesejahteraan yang baik (tujuan 3), memberikan pendidikan bermutu (tujuan 4), kesetaraan gender (tujuan 5), dan menjalin kemitraan untuk mencapai tujuan (tujuan 17).

 

Penulis: Lintang Aryanti

Manfaat Diversifikasi Pangan Lokal Terhadap Kesehatan

Konten Edukasi Kamis, 17 Oktober 2024

Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting, karena dimanapun manusia berada, pasti membutuhkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini, kualitas konsumsi pangan penduduk Indonesia masih cukup rendah, kurang beragam, serta masih didominasi dengan pangan sumber karbohidrat terutama berasal dan gandum. Padahal, pangan lokal di Indonesia cukup beragam, dan memiliki kandungan gizi yang tidak kalah penting dengan beras maupun gandum.

Menurut Undang – undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012, pangan lokal adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. Umumnya, pangan lokal diproduksi, diolah, dan dikonsumsi oleh masyarakat setempat, serta memiliki keunikan tersendiri yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, iklim, dan tradisi kuliner daerah tersebut. Pemenuhan pangan pokok tidak hanya dipenuhi dari beras, sehingga perlu diversifikasi pangan yang telah dituangkan dalam Perpres No 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

Diversifikasi pangan lokal telah menjadi isu penting dalam upaya mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Di banyak negara, termasuk Indonesia, pola makan sering kali didominasi oleh beberapa bahan pokok seperti beras atau gandum, yang menyebabkan ketergantungan tinggi terhadap satu jenis pangan. Diversifikasi pangan adalah upaya untuk memperluas spektrum sumber makanan dengan memanfaatkan berbagai jenis bahan pangan lokal yang ada di suatu daerah.

Indonesia memiliki sagu, jagung, singkong, dan ubi jalar yang merupakan sumber pangan lokal yang melimpah. Namun kurang dimanfaatkan dan kurang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dibandingkan beras. Padahal jika dilihat dan diteliti lebih lanjut berbagai macam pangan lokal mulai dari umbi – umbian, buah – buahan, sayuran, kacang – kacangan, dan biji – bijian memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas diet masyarakat.

Diversifikasi pangan lokal tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan pangan, namun juga dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan, seperti meningkatkan asupan zat gizi dalam tubuh serta mencegah terjadinya penyakit dalam tubuh. Berikut pembahasan singkat berbagai manfaat dari diversifikasi pangan lokal terhadap kesehatan

  1. Meningkatkan asupan zat gizi dalam tubuh

Pangan lokal lebih kaya akan kandungan gizinya karena belum mengalami proses pengolahan yang dapat mengurangi kandungan gizinya. Misalnya, umbi-umbian lokal seperti ubi jalar dan singkong kaya akan karbohidrat kompleks dan serat, sebagai sumber energi dan kesehatan pencernaan. Buah-buahan lokal seperti mangga, pisang, dan pepaya, menyediakan vitamin dan mineral penting seperti vitamin C, kalium, serta serat pangan. Demikian juga, kacang-kacangan lokal seperti kacang tanah dan kedelai kaya akan protein nabati, yang berfungsi sebagai sumber protein alternatif selain daging.

Dalam banyak kasus, masyarakat di pedesaan yang mengonsumsi makanan lokal lebih beragam cenderung memiliki pola makan yang lebih seimbang. Data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) 2021 menyebutkan bahwa jenis makanan padi – padian, umbi berpati serta sayur dan buah berturut – turut 4.7%, 31.1% dan 2.1% lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan dibandingkan dengan masyarakat perkotaan yang lebih banyak konsumsi protein hewani, protein nabati, lemak serta minuman.

Dalam Penelitian juga menunjukkan bahwa,  konsumsi beragam pangan lokal dapat membantu mencegah kekurangan mikronutrien yang sering terjadi pada masyarakat yang mengandalkan satu jenis makanan pokok, seperti nasi. Kekurangan mikronutrien ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius, seperti anemia, rabun senja, serta osteoporosis.

  1. Pangan Lokal Membantu Mencegah Penyakit Tidak Menular

Diversifikasi pangan lokal juga dapat berperan penting dalam pencegahan penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Pola makan yang tinggi serat dari pangan lokal seperti jagung, kacang-kacangan, dan sayuran, dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan mencegah obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2.

Dalam sebuah penelitian (Sihite, 2023) mengungkapkan bahwa, makanan lokal seperti ubi jalar, kaya akan beta-karoten dan antioksidan dapat membantu mengurangi risiko kanker serta penyakit tidak menular lainnya seperti hipertensi, darah tinggi dan obesitas. Selain itu ubi jalar ungu mengandung antosianin yang berfungsi untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya penuaan dini, penyakit kanker, serta membantu mengontrol kadar gula dalam darah. Kemudian, buah – buahan tropis seperti manggis dan rambutan mengandung polifenol dan antioksidan yang membantu melawan peradangan dan mencegah kerusakan sel yang dapat memicu perkembangan kanker .

  1. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

Pangan lokal yang kaya serat, seperti singkong, jagung, serta sayuran hijau lokal, berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan. Serat pangan membantu memfasilitasi pergerakan usus yang sehat, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan mikrobiota usus yang sehat. Mikrobiota usus yang seimbang sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh serta mengurangi resiko peradangan kronis yang dapat menyebabkan penyakit seperti kanker usus besar. Selain itu, serat pangan juga dapat membantu memperlambat penyerapan gula dalam darah, yang penting bagi penderita diabetes dalam mengontrol kadar gula darahnya.

  1. Ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan

Selain memiliki manfaat untuk kesehatan, diversifikasi pangan lokal juga berperan dalam ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Pangan lokal sering kali lebih mudah diakses, lebih terjangkau, dan lebih sesuai dengan kondisi ekosistem setempat, sehingga tidak membutuhkan input pertanian yang tinggi seperti pupuk kimia atau pestisida. Kemudian, dengan memanfaatkan pangan lokal, masyarakat dapat meningkatkan ketahanan pangan mereka, terutama di masa krisis atau bencana alam ketika pasokan makanan dari luar daerah mungkin terganggu.

Penting bagi masyarakat Indonesia untuk mencoba memulai mengkonsumsi dan memanfaatkan pangan lokal Indonesia sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara umum.

Referensi :

  1. (2013). Guidelines for Measuring Household and Individual Dietary Diversity. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations
  2. Sri Widowati dan Rizki Amalia Nurfitriani. 2023. Diversifikasi Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan: Perspektif Ekonomi, Sosial dan Budaya. Penerbit BRIN, 2023 : Jakarta
  3. Diya Salsabila, Lilik Hidayanti, Yana Listyawardhani. 2023. Pola Makan dan Status Gizi Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Jurnal Riset Gizi. Vol. 11 No 2 2023
  4. Micha, R., Peñalvo, J. L., Cudhea, F., Imamura, F., Rehm, C. D., & Mozaffarian, D. 2017. Association Between Dietary Factors and Mortality From Heart Disease, Stroke, and Type 2 Diabetes in the United States. JAMA, 317(9), 912–924..
  5. Rinninella, E., Raoul, P., Cintoni, M., et al. 2019. What is the Healthy Gut Microbiota Composition? Microorganisms, 7(1), 14
  6. Sihite, Nathasa Weisdania dan Mina Sonita Hutasoit. 2023. Potensi Bahan Pangan Lokal Indonesia Sebagai Pangan Fungsional dan Manfaatnya Bagi Kesehatan: A Review. Jurnal Riset Gizi, Vol. 11 No.2

 

Kontributor Artikel: Ulfi Rahma Yunita, S.Gizi, M.Gizi

Pedoman Gizi Seimbang atau Menu 4 Sehat 5 Sempurna?

Konten Edukasi Jumat, 4 Oktober 2024

Sebelumnya kita mengenal menu 4 Sehat 5 Sempurna yang sudah digaungkan sejak tahun 1952 oleh Prof. Poerwo Soedarmo ‘Bapak Gizi Indonesia’. Menu ini terinspirasi dari Basic Four di Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an. Menu 4 Sehat 5 Sempurna sudah mendarah daging dibenak orang Indonesia, bahkan hingga saat ini masih banyak orang secara spontan menyatakan menu makan bergizi adalah 4 Sehat 5 Sempurna. Menu ini mengingatkan pada makanan yang mempunyai kandungan gizi lengkap yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jenis makanan dalam menu ini diantaranya: makanan pokok, aneka lauk pauk, sayur, buah, dan susu.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapai membuat menu 4 Sehat 5 Sempurna sudah tidak sesuai dengan perkembangan gizi saat ini. Kementerian Kesehatan Indonesia mengembangkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada tahun 1995 dan direvisi pembaruannya tahun 2014 sebagai konsep menu pangan sehat baru di Indonesia. PGS sendiri diambil dari prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan Konferensi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia tahun 1992 yang diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi. Di Indonesia sendiri menggunakan dua panduan pangan yaitu : Pertama, A rounded pyramid-like shape (Tumpeng Gizi Seimbang) yang mewakili prinsip gizi seimbang. Konsep awal The Food Guide Pyramid yang diperkenalkan oleh United States Department of Agriculture (USDA) pada tahun 1992. PGS secara resmi diterima masyarakat Indonesia pada tahun 2009 sesuai dengan UU Kesehatan No.36 Tahun 2009, yang menyebutkan secara eksplisit “Gizi Seimbang” dalam program perbaikan gizi dan disempurnakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Kedua, A plate guide (Piring Makanku, Porsi Sekali Makan) atau lebih familiar ‘Isi Pringku’ yang menggambarkan proporsi kelompok makanan yang disarankan untuk dikonsumsi dalam setiap kali makan.

Sejarah mencatat pada tahun 1995, Menu 4 Sehat 5 Sempurna yang mempunyai 13 pedoman umum gizi seimbang (PUGS) secara rinci menyebutkan bahwa: makan beraneka ragam makanan; makan makanan untuk memenuhi kecukupan energi; makan makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi; membatasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi; menggunakan garam beryodium; makan makanan sumber zat besi; memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan; membiasakan sarapan pagi; minum air bersih, aman yang cukup jumlahnya; melakukan kegiatan fisik, olah raga secara teratur; menghindari minum minuman beralkohol; makan makanan yang aman bagi kesehatan; membaca label pada makanan yang dikemas. Sembilan tahun kemudian pada tahun 2014, 13 pesan tersebut direvisi kembali menjadi 10 pesan dasar gizi seimbang (PSG) secara rinci adalah sebagai berikut: mensyukuri dan menikmati anekaragam makanan; banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan; membiasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi; membiasakan mengkonsumsi anekaragam makanan pokok; membatasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak; membiasakan sarapan; membiasakan minum air putih yang cukup dan aman; membiasakan membaca label pada kemasan pangan; mencuci tangan memakai sabun dengan air bersih mengalir; dan melakukan aktivitas fisik yang cukup dan mempertahankan berat badan normal.

Perbedaan mendasar antara menu 4 Sehat 5 Sempurna dengan pedoman gizi seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Penting untuk menerapkan PSG karena dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyatakan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit kronis yang menyebabkan kematian atau pembiayaan kesehatan terbesar diantaranya berupa asma, kanker secara umum, diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan penyakit ginjal kronis. Banyak faktor risiko penyebab terjadinya PTM salah satunya konsumsi pangan masyarakat di Indonesia masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Data SKI 2023 menunjukkan bahwa 96,7% kurang mengkonsumsi buah dan sayur; 37,0% kurang melakukan aktivitas fisik; 22,46% prevalensi jumlah perokok yang mengkonsumsi rokok setiap hari; 23,4% obesitas dewasa dan 36,8% obesitas sentral.

WHO mengaris bawahi pentingnya menerapkan pola makan yang sehat untuk membantu melindungi dari segala bentuk malnutrisi, serta PTM termasuk diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker. Pola makan yang tidak sehat dan kurang aktivitas fisik menyebabkan risiko kesehatan global. Asupan energi (kalori) harus seimbang dengan pengeluaran energi. Untuk menghindari penambahan berat badan yang tidak sehat, total lemak tidak boleh melebihi 30% dari total asupan energi.

Sudah sepantasnya pemerintah Indonesia harus lebih gencar lagi melakukan kampanye sosialisasi, komunikasi, dan edukasi terkait pola makan pedoman gizi seimbang bagi masyarakat agar lebih memahami bahwa menu gizi 4 sehat 5 sempurna sudah tidak sesuai dengan perkembangan gizi saat ini dan sudah beralih ke pedoman gizi seimbang. Perlu ditekankan juga pentingnya peran aktif pemangku kepentingan kesehatan yang lain termasuk instansi di bidang Pendidikan, Kebudayaan, Agama, BKKBN, Pertanian, Dalam Negeri, Perindustrian, Perdagangan, Kelautan dan Perikanan, serta Sektor Swasta dan Masyarakat. Apa bila masyarakat sudah mamahani dan dapat menerapkan pedoman gizi seimbang maka niscahya beban ganda masalah gizi di Indonesia dapat terpecahkan dan harapan Indonesia Emas di 2045 dapat tercapai.

 

Kontributor Artikel: Ronny Soviandhi, S.Si., MPH

 

Sumber :

Fadli, Rizal, Kenali Apa Saja Makanan 4 Sehat 5 Sempurna dan Manfaatnya, Halodoc.com, 2023. https://www.halodoc.com/artikel/kenali-apa-saja-makanan-4-sehat-5-sempurna-dan manfaatnya srsltid=AfmBOor3b_aZG9X1ZjvnAa0JsVS3adcoODSLpOPluONW9YwTRUMocToU

Food and Agriculture Organization of the United Nations, Food-Based Dietary Guidelines-Indonesia, 2024. https://www.fao.org/nutrition/education/food- dietary-guidelines/regions/countries/indonesia/en/

Hapsari, Pramesthi W, Khusun, H, Februhartanty, J, Pesan Gizi Seimbang Pada Buku Ajar, Sebuah Upaya Promosi Gizi dan Kesehatan, Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutriotion (SEAMEO RECFON), Pusat Kajian Gizi Regional (PKGR), Universitas Indonesia, 2018. https://www.seameo-recfon.org/wp- content/uploads/2020/11/Pesan-Gizi-Seimbang-pada-Buku-Ajar_Publish- Web-1.pdf

Jacqueline B. Marcus, Chapter 1 – Nutrition Basics: What Is Inside Food, How It Functions and Healthy Guidelines: The Nutrients in Foods and Beverages in Healthy Cooking and Baking, Culinary Nutrition,Academic Press, 2013, Pages 1-50, ISBN 9780123918826, https://doi.org/10.1016/B978-0-12- 391882-6.00001-7.

Kementerian Kesehatan, Inilah Perbedaan “4 Sehat 5 Sempurna” Dengan “Gizi Seimbang”, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, 2016. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis- media/20160505/5214922/inilah-perbedaan-4-sehat-5-sempurna-dengan- gizi-seimbang/

Kementerian Kesehatan, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Dalam Angka, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, 2023. https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/ski-2023-dalam-angka/

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. http://kesmas.kemkes.go.id/perpu/konten/permenkes/pmk-no.-41-ttg-pedoman-gizi-seimbang

World Health Organization, Healthy Diet, Key Fact, 2020. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/healthy-diet

Lakukan Tips Ini untuk Mengurangi Sampah Sisa Makanan!

Konten Edukasi Kamis, 26 September 2024

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2023, sampah sisa makanan menyumbang komposisi sampah terbanyak mencapai 40,91%. Sampah sisa makanan merupakan makanan yang masih layak makan namun terbuang karena tidak dimakan. Sampah sisa makanan ini muncul karena beberapa faktor diantaranya karena penyajian yang berlimpah akibat budaya berlebihan dari masyarakat sehingga makanan tidak dihabiskan dan menimbulkan sampah yang sering disebut “leftover” Penyebab lainnya karena perencanaan makanan yang tidak tepat sehingga menimbulkan sisa makanan seperti yang terjadi pada restoran, katering, hingga supermarket.

Sebagai konsumen kita harus lebih bijak dengan memperhatikan kemungkinan adanya timbulan sampah dari makanan yang kita konsumsi. Berikut ini adalah tips yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah sisa makanan:

Memulai makan dengan porsi kecil

Tips ini bisa dilakukan ketika kita bisa secara bebas mengatur porsi makan seperti ketika di rumah atau di tempat makan dengan sistem prasmanan atau buffet. Hal ini memungkinkan untuk kita mengambil porsi secara bertahap sesuai dengan kemampuan makan. Apabila porsi pertama sudah habis dan masih ingin makan, kita bisa mengambilnya lagi sesuai kebutuhan.

Masak sendiri makananmu

Memasak sendiri membuat kita bebas menentukan makanan yang sesuai dengan selera, porsi, dan kemampuan masakmu. Namun memasak sendiri terkadang malah menghasilkan porsi yang lebih banyak dibandingkan porsi yang seharusnya kita makan. Hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan tips ini adalah pastikan melakukan persiapan masak yang tepat termasuk menghitung jumlah porsi. Jika dirasa porsi makanan yang dimasak terlalu banyak, kita bisa menyimpannya di dalam kulkas dan mengonsumsinya di lain waktu.

Simpan sisa porsi makanmu yang tidak termakan

Sisa porsi makanan yang tidak tersentuh bisa kita simpan tempat penyimpanan yang aman seperti kulkas untuk dikonsumsi lagi di lain waktu. Kita bisa juga mengolah sisa makanan dengan mencampurkan ke dalam makanan lain. Sisa sayuran bisa digunakan untuk tumisan. Bumbu halus bisa ditambahkan ke dalam sup atau saus. Buah potong bisa diolah kembali menjadi smoothie. Susu yang tidak habis bisa dicampurkan ke kopi.

Hindari waktu snacking berdekatan dengan jam makan utama

Tujuan snacking atau ngemil sebenarnya adalah untuk memenuhi asupan energi tubuh dalam jumlah yang kecil di antara jam makan utama. Ngemil sebaiknya tidak dengan makanan yang berat atau satu porsi lengkap. Ngemil juga tidak dianjurkan dilakukan mendekati jam makan utama baik ketika sarapan, makan siang, atau makan malam. Hal ini untuk menghindari perut merasa kenyang lebih awal sehingga ketika jam makan utama malah tidak antusias untuk menghabiskan makanan. Cobalah untuk mengatur jarak waktu snacking dan makan utama sekitar 2 jam. Contoh kita terbiasa sarapan di jam 7 pagi dan makan siang di jam 12, maka waktu yang pas untuk ngemil adalah pukul 9 hingga 10. 

 

Sumber: Guelph Family Health Study. (2019). Rock What You’ve Got: Recipes for Preventing Food Waste. Guelph Family Health Study

1234

Berita Terkini

  • Daftar Sekarang! SPORTIFITNESS 10: Short Course & Workshop Sport and Wellness Nutrition Gizi Olahraga Prestasi Level 1 (Basic)
    09/09/2025
  • Peneliti PKGM UGM Angkat Isu Pangan Berkelanjutan di Forum Gizi Dunia
    03/09/2025
  • Siswa SMPIT LHI Banguntapan Dilatih Jadi Content Creator Muda
    26/08/2025
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM)
(Center for Health and Human Nutrition/CH2N)

Gd Litbang FK-KMK Lt.3, Jalan Medika No.1, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp./Faks. (0274) 547775
Email: ch2n.fk@ugm.ac.id

© PKGM-FKKMK UGM 2021

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY