Bantul, PKGM – Anemia merupakan salah satu permasalahan serius yang seringkali ditemukan pada anak dan remaja. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun adalah sebesar 26.8% dan pada anak usia 15-24 tahun adalah 32%. Sebagai upaya untuk mencegah dan mengatasi anemia, pemerintah menciptakan program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada tahun 2014 yang didistribusikan melalui Puskesmas dan sekolah. Akan tetapi, kurangnya pengetahuan tentang pentingnya konsumsi TTD menyebabkan konsumsi TTD menjadi rendah. Selain itu, rendahnya pengetahuan remaja juga dapat berpengaruh terhadap perilaku, pola hidup, dan kebiasaan makan yang menyebabkan terjadinya anemia.
Pada hari Jumat, 19 Juli 2024 bertempat di SMP LHI Banguntapan, Bantul, Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM menyelenggarakan penyuluhan , yang pada kesempatan ini diwakili oleh Lintang Aryanti, S.Gz, berkesempatan menjadi narasumber dalam kegiatan “Penyuluhan Pentingnya Mencegah Anemia pada Remaja” yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat “Sehat Bersama Sekolah: Membangun Budaya Kesehatan Melalui Program Health Promoting School”. Sebelum pemaparan materi, siswa putri dari kelas 7-9 diminta untuk mengisi pre-test terlebih dahulu. Setelah materi selesai disampaikan, diadakan sesi tanya jawab mengenai materi yang telah dipaparkan. Para siswa aktif memberikan pertanyaan untuk menjawab keingintahuannya seputar topik anemia pada remaja putri. Setelah sesi tanya jawab, siswa diminta mengisi post-test. Di akhir acara, diadakan sesi FGD oleh pihak sekolah dengan meninjau ulang materi yang telah disampaikan sebelumnya. Pada sesi ini siswa juga berbagi pengetahuan baru yang diperoleh dari sesi materi tersebut.
Semoga dengan adanya penyuluhan ini, siswa putri dapat lebih memahami cara mencegah anemia dan ikut serta berperan aktif dalam pencegahan anemia pada remaja. Pencegahan anemia diharapkan dapat mendukung capaian SDGs nomor 3 yaitu kehidupan sehat dan sejahtera (Good health and well-being) di semua kelompok usia. Selain itu, kegiatan ini juga penting agar generasi muda terbebas dari malnutrisi baik berupa kekurangan maupun kelebihan gizi. Hal ini turut mendukung pencapaian SDGs nomor 2 yaitu tanpa kelaparan (Zero hunger) yang salah satu targetnya adalah mengakhiri segala bentuk malnutrisi.
Kontributor: Mitha Aristyarini