Sleman, PKGM- Telah dilaksanakan webinar diseminasi hasil kajian pada Rabu, 20 November 2024 secara daring. Kegiatan webinar ini mengusung tema “Tantangan dan Peluang Inovasi dalam Pencegahan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi di Indonesia” yang bertujuan untuk memberikan informasi terkini kepada para praktisi dan akademisi.
Acara dibuka dengan sambutan dari asisten Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FK-KMK UGM, Prof. dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA., Subsp.D.A(K). Sesi materi dipandu oleh Ibu Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP sebagai moderator. Hadir lima narasumber dari Kementerian Kesehatan RI, FK-KMK UGM, dan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Narasumber pertama, Ibu Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes dari Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia, FK-KMK, UGM, memaparkan tentang hasil kajian yang telah dilakukan bersama tim dengan judul Systematic review on supplementation, fortification, and food-based interventions for prevention of iron deficiency anemia in low- and middle-income countries. Dari paparannya, Ibu Siti Helmyati menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan intervensi untuk pencegahan anemia defisiensi besi.
Prof. Dr. dr. Masrul, M.Sc., Sp.GK memaparkan tentang Pentingnya Skrining anemia untuk pencegahan anemia defisiensi besi. Guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas ini menekankan ketepatan deteksi dini anemia agar intervensi yang diberikan bisa tepat sasaran.
Pencegahan anemia defisiensi besi sebagai upaya untuk optimalisasi tumbuh kembang anak disampaikan oleh Dr. dr. Neti Nurani, Sp.A(K)., M.Kes yang menjadi narasumber ke-3 pada sesi materi. “Masih ada 38,5% balita di Indonesia yang mengalami anemia. Prevalensi yang tidak kalah tinggi dengan stunting” ujar dr. Neti mengawali presentasinya. Dokter Neti juga menjelaskan dampak anemia pada penurunan skor kognitif anak 6 sampai 7 poin karena adanya gangguan perkembangan otak.
Dr. dr. Tri Ratnaningsih, M.Kes., Sp.PK(K) menjadi narasumber keempat yang memperkaya pembahasan tentang metode skrining untuk deteksi kejadian anemia defisiensi besi. Dosen yang akrab disapa dokter Nana menjelaskan perkembangan metode pemeriksaan hemoglobin sebagai parameter anemia yang diperkuat dengan hasil kajian-kajian yang telah dilakukannya bersama tim.
Sesi materi diakhiri dengan pemaparan oleh Dr. Hera Nurlita, S.Si., M.Kes dari Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI. Ibu Hera menyampaikan tentang upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Direktorat Gizi KIA Kementerian Kesehatan berkaitan dengan pencegahan anemia yang termasuk dalam integrasi layanan primer.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 80 peserta yang berasal dari perwakilan perguruan tinggi anggota NATURE, Indonesia Nutrition University Network, dinas kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit, serta puskesmas. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan selama sesi diskusi. Acara ditutup dengan sesi foto bersama narasumber, moderator, peserta, dan panitia.
Kegiatan ini mendukung pencapaian SDGs dalam menciptakan kesehatan dan kesejahteraan yang baik (tujuan 3), memberikan pendidikan bermutu (tujuan 4), kesetaraan gender (tujuan 5), dan menjalin kemitraan untuk mencapai tujuan (tujuan 17).
Penulis: Lintang Aryanti