• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
    • Kalender Kegiatan
    • Kegiatan Terdekat
    • Berita
    • Konten Edukasi
    • Magang
    • Laporan Tahunan
  • Tentang PKGM
    • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Peneliti
    • Kontak Kami
  • Kegiatan
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
    • Pelatihan
    • Publikasi
  • Pengalaman Kerjasama
    • Perusahaan
    • Pemerintah
  • LUARAN KEGIATAN
    • Buku dan Modul
    • Video
    • POLICY BRIEF
    • ARTIKEL JURNAL
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

helmyati

Daftar Sekarang! SPORTIFITNESS 10: Short Course & Workshop Sport and Wellness Nutrition Gizi Olahraga Prestasi Level 1 (Basic)

Berita Selasa, 9 September 2025

PKGM UGM dan ISNA mempersembahkan
SPORTIFITNESS 10: Short Course & Workshop Sport and Wellness Nutrition
Gizi Olahraga Prestasi Level 1 (Basic)

📍 SERI WEBINAR (Online via Zoom)
đź—“ 22, 23, 24 September 2025
đź’¸ Biaya Seri Webinar:
Umum: 950K | Alumni UGM/Anggota ISNA: 885K
đź’» Fasilitas: Sertifikat, Materi, Rekaman Zoom
👥 Narasumber:
1. Drs. Anwar, M.Si,
2. Dr. Mirza Hapsari, S.Gz., MPH., RD,
3. Dr. Lilik Sudarwati A, S.Psi., M.H
4. dr. Muhammad Ikhwan Zein, Sp.KO., SubSp.ALK
5. Dr. Mury Kuswari, S.Pd., M.Si,
6. Etno Setyagraha, S.Or., M.Or
7. Dr. dr. Rahmaningsih Mara Sabirin, M.Sc.,
8. Ibtidau Niamilah, S.Gz., MPH

🏨 WORKSHOP (Luring)
đź—“ 25 & 26 September 2025
📍 Hotel Tara, Yogyakarta
đź’¸ Biaya Workshop:
Umum: 2.500K | Alumni UGM/Anggota ISNA: 2.250K
🍽 Fasilitas: Sertifikat, Materi, Kit Peserta, Makan Siang, dan Coffee Break
👩‍🏫 Narasumber:
1. Dr. Mirza Hapsari, MPH., RD
2. Dian Caturini Sulistyoningrum, B.Sc., M.Sc., Ph.D
👥 Fasilitator:
1. Nurulita Septiana, S.Gz
2. Assyifatu Rahmah Zada, S.Gz
3. Lintang Aryanti, S.Gz
4. Kurnia Maratus Solichah, S.Gz., MS., RD

Biaya jika mengikuti Seri Webinar dan Workshop
Umum: 2.900K | Alumni UGM/Anggota ISNA: 2.610K

📌 Pendaftaran, Daftar Materi, dan Biaya lengkap bisa diakses via: ugm.id/daftarsportifitness10
📞 Info: 0821-3418-3212 (Admin)
📲 IG: @pkgm.ugm | @pp_isna

⚠️ Catatan:
Kegiatan ini akan dilaksanakan apabila kuota minimal peserta terpenuhi.

Peneliti PKGM UGM Angkat Isu Pangan Berkelanjutan di Forum Gizi Dunia

Berita Rabu, 3 September 2025

Dua Peneliti Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM turut berpartisipasi dalam IUNS-ICN 2025 yang diselenggarakan di Palais des Congrès, Paris pada 24–29 Agustus 2025.

Pada kongres yang mengusung tema utama “Sustainable Food for Global Health”, Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes. menjadi salah satu presenter dalam Simposium “Understanding Consumer Perceptions of Sustainable Eating Across 5 Countries”. Peneliti yang akrab disapa Ibu Memy ini memaparkan temuan riset mengenai pengetahuan dan persepsi masyarakat Indonesia terhadap konsep sustainable eating atau pola makan ramah lingkungan. Penelitian tersebut merupakan hasil kolaborasi antara PKGM dan University of Guelph, Kanada.

Pesatnya urbanisasi mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat, terutama pada makanan olahan yang praktis namun rendah gizi. Salah satunya adalah ultra-processed food yang tidak hanya berdampak negatif bagi kesehatan, tetapi juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Untuk menjawab tantangan tersebut, konsep sustainable eating ditawarkan sebagai solusi yang mengedepankan pola makan sehat sekaligus ramah lingkungan.

Selain Dr. Helmyati, peneliti PKGM lainnya, Prof. Dr. Lily Arsanti, STP., MP., juga turut berkontribusi dalam kegiatan IUNS-ICN 2025 dengan mempresentasikan dua poster penelitian berjudul “Addition of Evosorption on Whey Protein Product Increase the Post-prandial Serum Amino Acid” dan “The Nutrient Content, Antioxidant Activity, and Organoleptic Properties of Gelato with the Addition of Red Cabbage (Brassica oleracea L.) Powder”.

Keterlibatan para peneliti PKGM UGM dalam forum internasional ini sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-2 (Zero Hunger), tujuan ke-3 (Good Health and Well-being), dan tujuan ke-12 (Responsible Consumption and Production). Melalui penelitian dan kolaborasi global, PKGM UGM berkomitmen mendorong terwujudnya sistem pangan yang lebih sehat, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi masyarakat luas.

#IUNSICN2025 #UGM #PKGM #GlobalNutrition #SustainableFood 

 

Kontributor: Lintang Aryanti, S.Gz

Siswa SMPIT LHI Banguntapan Dilatih Jadi Content Creator Muda

Berita Selasa, 26 Agustus 2025

Banguntapan, 22 Agustus 2025 – Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM kembali menyelenggarakan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk Workshop Health Promoting School Ambassador: From Ideas to Healthy Impact di SMPIT LHI Banguntapan. Kegiatan diikuti oleh 16 siswa perwakilan dari kelas 7 dan 8.

Berbeda dari pekan sebelumnya yang berfokus pada penguatan literasi kesehatan dan gizi remaja, sesi kali ini menitikberatkan pada pengembangan konten edukasi di media sosial. Sesi dipandu oleh Tira Aristasari, S.Gz., seorang content creator gizi, yang membagikan tips membuat konten edukasi yang menarik audiens. Tira menyampaikan bahwa membuat konten harus memiliki sasaran spesifik, konsisten, dan menggunakan informasi yang berbasis bukti. Sebuah konten juga perlu berisi ajakan untuk melakukan sesuatu atau yang disebut Call to Action.

Melalui praktik ini, para siswa dilatih untuk menyampaikan pesan kesehatan secara menarik, singkat, dan tepat sasaran agar dapat dipublikasikan di media sosial. Siswa berlatih membuat rencana konten dari mulai judul, jenis konten, dan CTA. Selesai acara siswa diberi tantangan untuk membuat konten edukasi yang diunggah di media sosial.

Kegiatan ini berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dengan mendorong literasi kesehatan melalui konten digital, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan memberikan keterampilan komunikasi, literasi digital, dan kreativitas pada siswa, dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan komunitas dalam upaya promosi kesehatan.

Dengan lahirnya content creator muda, diharapkan pesan kesehatan dapat menjangkau lebih banyak audiens melalui platform digital, sehingga tercipta dampak positif yang berkelanjutan bagi remaja dan masyarakat luas.

Perangi Hoax Informasi Kesehatan PKGM Libatkan Peran Siswa dalam Program Health Promoting School

Berita Selasa, 26 Agustus 2025

Banguntapan, 15 Agustus 2025 – Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) FK-KMK UGM melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Workshop Health Promoting School Ambassador: From Ideas to Healthy Impact di SMPIT LHI Banguntapan. Kegiatan yang dipimpin oleh Ketua Pelaksana Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes ini diikuti oleh 16 siswa perwakilan dari kelas 7 dan 8.

Workshop ini bertujuan melahirkan content creator muda sebagai agen edukator kesehatan di sekolah. Para siswa dilatih membuat konten edukasi berbasis digital dengan memanfaatkan media sosial, sehingga pesan kesehatan dapat tersebar lebih luas dan menarik bagi generasi sebaya.

Pada sesi pertama, peserta mendapatkan dua materi utama. Materi pertama disampaikan oleh Lely Lusmilasari, S.Kp., M.Kes., Ph.D. mengenai “Isu-isu Kesehatan dan Gizi Remaja Terkini: Bagaimana Cara Mendapatkan Informasi Kesehatan yang Valid dan Terpercaya?”. Materi kedua disampaikan oleh Endah Budi Permana, STP, MPH. dengan topik “Cerdas Memilih Makanan dan Minuman di Era Makanan Kemasan”.

Kegiatan diawali dengan pre-test, dilanjutkan penyampaian materi, demonstrasi jajanan sehat, sesi tanya jawab, hingga post-test. Peserta tampak antusias dan aktif bertanya, menunjukkan semangat besar untuk menjadi duta kesehatan di lingkungannya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa dapat berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan literasi kesehatan dan gizi remaja, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan memberikan keterampilan literasi digital dan komunikasi efektif bagi siswa, dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui sinergi antara perguruan tinggi, sekolah, dan komunitas dalam promosi kesehatan.

Kehadiran content creator muda ini diharapkan mampu menciptakan dampak positif, tidak hanya bagi sekolah tetapi juga masyarakat sekitar, dengan menyebarkan informasi kesehatan yang valid, kreatif, dan mudah dipahami.

Tertarik Berpartisipasi dalam Kajian Sustainable Healthy Diet yang dilakukan PKGM? Berikut Caranya!

Berita Jumat, 1 Agustus 2025

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM tengah melakukan penelitian bertajuk “Kajian Sustainable Healthy Diet di Kota-Kota Besar Indonesia: Pendekatan Sequential Exploratory”.

Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan, sikap, serta perilaku masyarakat terhadap pola makan sehat yang berkelanjutan (sustainable healthy diet). Kajian ini diharapkan dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai tantangan dan peluang penerapan pola makan sehat sekaligus ramah lingkungan di Indonesia.

Sebagai bagian dari penelitian, tim PKGM UGM saat ini sedang mencari responden untuk berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. Sasaran responden adalah masyarakat yang berdomisili di Medan, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.

Adapun syarat responden antara lain:

  1. Berusia di atas 18 tahun
  2. Mampu berbahasa Indonesia
  3. Tidak sedang menjalani pola makan vegetarian atau vegan,
  4. Bersedia mengisi kuesioner secara online.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sequential exploratory, yaitu metode yang menggabungkan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif secara bertahap. Dengan cara ini, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan penting bagi pengembangan kebijakan pangan dan gizi di Indonesia, khususnya terkait pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan Zero Hunger, Good Health and Well-being, serta Responsible Consumption and Production.

Masyarakat yang memenuhi kriteria dapat langsung mengakses tautan kuesioner di https://bit.ly/KajianGizi5Kota atau memindai QR Code yang tersedia pada poster. Bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi atau membutuhkan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi tim penelitian di masing-masing kota melalui nomor yang tertera pada poster.

PKGM Dukung Penelitian Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat FK-KMK UGM dalam Kajian Pola Makan Berkelanjutan

Berita Selasa, 29 Juli 2025

Sleman, PKGM – Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui riset dan aksi nyata di tingkat komunitas. Komitmen PKGM kembali ditunjukkan melalui dukungan terhadap pengembangan kapasitas akademik dan pendampingan riset terhadap salah satu mahasiswa program Magister Kesehatan Masyarakat, Minat Gizi Kesehatan, FK-KMK, UGM. 

Gifani Rosilia, mahasiswa S2 tersebut, baru saja menyelesaikan sidang akhir tesisnya pada Selasa (22/7/2025), sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Master of Public Health (M.P.H). Sidang tersebut dipimpin oleh Dr. Drs. Abdul Wahab, M.P.H., sebagai Ketua Dewan Penguji, dengan Prof. Dr. dr. Mubasysyir Hasan Basri, M.A., sebagai penguji. Gifani dibimbing oleh dua dosen pembimbing dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM, yaitu Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes, yang juga menjabat sebagai Ketua PKGM, serta Dr. Fatma Zuhrotun Nisa’, S.T.P., M.P. 

Tesis berjudul “Model Edukasi dengan Participatory Learning and Action terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Sustainable Diet pada Wanita”, merupakan bagian dari kajian yang sedang dilaksanakan oleh tim PKGM. Penelitian ini menyoroti pentingnya pola makan sehat berkelanjutan (Sustainable Healthy Diet/SHD) di tengah tantangan perubahan iklim dan krisis pangan, serta melibatkan masyarakat secara aktif melalui pendekatan Participatory Learning and Action (PLA). 

Studi ini berakar dari penelitian kolaboratif antara PKGM dan University of Guelph, Kanada, yang sebelumnya telah mengkaji persepsi dewasa muda terhadap pola makan berkelanjutan di lima negara, yakni Kanada, Jepang, Italia, Meksiko, dan Indonesia. Tim peneliti dari Indonesia terdiri atas Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes, dan dr. Widjaja Lukito, Sp.GK., Ph.D., sementara tim Kanada dipimpin oleh Jess Haines, Ph.D., MHSc, RD. Hasil dari kolaborasi lintas negara ini menjadi dasar penting dalam merancang model edukasi SHD yang relevan secara budaya dan kontekstual dengan kebutuhan masyarakat lokal. Media edukasi yang digunakan dalam tesis ini juga dikembangkan oleh tim peneliti PKGM.

Penyelesaian tesis ini merupakan bentuk dukungan nyata PKGM terhadap pendidikan yang terwujud dalam bentuk penyusunan tugas akhir (tesis) mahasiswa. PKGM berharap, melalui dukungan terhadap mahasiswa seperti Gifani, akan semakin banyak peneliti-peneliti muda yang berakar pada tantangan lokal namun memiliki kontribusi pada agenda pembangunan global, termasuk pencapaian SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Obesitas Perlu Dicegah Pada Pekerja, Bagaimana Strateginya?

Konten Edukasi Selasa, 3 Juni 2025

Obesitas telah menjadi salah satu masalah kesehatan global yang terus meningkat di berbagai kelompok usia, termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Dalam kelompok dewasa, prevalensi obesitas sangat tinggi, terutama di kalangan pekerja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hingga tahun 2021, menunjukkan bahwa individu yang bekerja sebagai PNS, TNI, Polri, atau karyawan BUMN/BUMD memiliki prevalensi obesitas mencapai 33,7%. Pada tahun 2023, prevalensi obesitas nasional pada penduduk di atas 18 tahun meningkat dari 21.8% pada tahun 2018 menjadi 23.4%. Tiga provinsi dengan angka obesitas tertinggi adalah DKI Jakarta (31.8%), Papua (31.3%), dan Sulawesi (30.6%).

Obesitas memberikan dampak negatif pada empat aspek kehidupan, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Secara fisik, obesitas meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Secara psikologis, kondisi seseorang dengan obesitass dapat memicu kecemasan, depresi, keputusasaan, serta menurunkan rasa percaya diri. Dalam aspek sosial, obesitas sering kali menyebabkan stigma, diskriminasi, hingga pengucilan dari kelompok masyarakat. Dampak spiritual juga tidak kalah serius, karena perasaan putus asa akibat obesitas dapat meningkatkan risiko perilaku melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.

Obesitas di kalangan pekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

1.Kurangnya Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang rendah merupakan salah satu penyebab utama obesitas. Pekerja kantoran sering kali menghabiskan waktu berjam-jam dalam posisi duduk, yang mengurangi pengeluaran energi harian. Studi Annarullah (2021) menunjukkan bahwa pekerja kantor lebih sering melakukan aktivitas statis, seperti duduk di depan komputer dalam waktu lama. Sebaliknya, pekerja yang berjalan kaki lebih dari 15 menit atau menggunakan sepeda untuk ke kantor memiliki risiko obesitas yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kendaraan bermotor.Menurut kemenkes, orang dewasa disarankan melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu atau sekitar 30 menit per hari secara rutin. Jika tujuan utamanya adalah menurunkan berat badan, aktivitas fisik harus dilakukan dengan intensitas lebih tinggi dan frekuensi lebih sering.

2.Pola Makan yang Tidak Sehat

Pola makan dengan konsumsi tinggi kalori, lemak, dan gula menjadi faktor signifikan dalam obesitas. Penelitian Rosmiati (2023) mengungkap bahwa pekerja yang mengadopsi pola makan ala barat, yang kaya akan makanan olahan, cepat saji, serta minuman manis, memiliki risiko obesitas lebih tinggi. Sebaliknya, pola makan yang kaya buah dan sayur dapat menurunkan risiko obesitas. Selain itu, jajanan berminyak, makanan berkalori tinggi, serta konsumsi teh atau kopi manis selama jam kerja juga turut menyumbang peningkatan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan.

3.Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dengan aktivitas fisik rendah, seperti pekerjaan kantoran, cenderung meningkatkan risiko obesitas. Penelitian Apir (2024) di salah satu perusahaan di Indonesia mencatat bahwa 18,9% pekerja berisiko obesitas, dengan 37% menderita obesitas tingkat 1 dan 9,2% obesitas tingkat 2. Hal serupa ditemukan oleh Hulsegge (2021), yang menyatakan bahwa pekerja dengan shift kerja lebih rentan mengalami obesitas. Faktor seperti waktu tidur yang kurang, kebiasaan merokok, serta pola makan yang buruk berkontribusi pada kondisi ini.

Terdapat berbagai macam faktor lainnya penyebabnya terjadinya obesitas pada para pekerja seperti stress, kurangnya waktu tidur, status perkawaninan, keturunan, dan lain sebagainya. Namun, faktor utama penyebab terjadinya peningkatkan berat badan pada para pekerja adalah karena kurangnya aktivitas fisik serta konsumsi makanan yang kurang bervariasi atau cenderung tinggi kalori, lemak dan gula dan pola makan yang salah.

Petaruran Pemerintah Nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja menekankan bahwa pentingnya dilakukan promosi kesehatan di tempat kerja untuk mencegah dan mengendalikan penyakit termasuk obesitas. Penerapan program kesehatan kerja yang efektif dapat membantu untuk menurunkan prevalensi obesitas di tempat kerja.

Pencegahan obesitas di tempat kerja dapat dilakukan melalui pendekatan holistik seperti memberikan edukasi tentang makanan sehat dan pentingnya gizi seimbang, menyediakan fasilitas olahraga ataupun program yang dapat diikuti oleh pekerja di tempat kerja, rutin untuk mengadakan dan melaksanakan kegiatan cek kesehatan di tempat kerja, serta adanya kebijakan atau program pengelolaan stress. Pengelolaan stress sangat penting untuk dilakukan karena stress yang berkepanjangan dapat memicu perilaku pekerja untuk makan secara berlebihan sebagai bentuk pelarian, yang pada akhirnya dapat meningkatkan berat badan.

 

Referensi::

1. Annurullah, Gifta Aliga, et al. 2021. Faktor Risiko Obesitas Pada Pekerja Kantoran: A Systematic Review. Jurnal Kesehatan Tambusai, Volume 2, Nomor 2.

2. Damayanti, Ratih, et al. 2024. Determinant Factors of Knowledge about Obesity among Workers in the Chemical Industry in Surabaya City, East Java Province. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. Volume 12, 87 – 95.

3. Rahmi, N, et al. 2020. Faktor Dominan Kejadian Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Agama Pusat Tahun 2018.

4. Rosmiati, Risti, et al. 2023. Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Obesitas pada Pekerja Urban di Indonesia. Amerta Nutrition, Vo 7. 164 – 17

5. Hulsegge, G, et al. 2021. The Mediating Role of Lifestyle in the Relationship Between Shift Work, Obesity, and Diabetes. International Archives of Occupational and Enviromental Health. Springer Berlin Heidelberg.

6. Apir dan Defilia Anogra Riani. 2024. Gambaran Kejadian Obesitas pada Karyawan di PT. Putra Perkasa Abadi Site PT. SKS Tumbang Kajuei-Kabupaten Gunung Mas-Kalimantan Tengah. Inovasi Kesehatan Global. Volume 1 No.2

7. Nusasenjaya, Radite. 2024. Perspekstif Kesehatan Kerja Pada Pekerja Obesitas Terhadap Pengaruh Produkstivitas Kerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Seroja Husada. 1(2): 202 – 206

8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Jakarta : Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan; 2023.

 

 

Kontributor : Ulfi Rahma Yunita, S.Gz, M.Gizi

Kenalkan tentang Pangan Fungsional, Prof Lily Arsanti Singgung Pengembangkan Pangan Olahan Berbasis Lokal untuk Intervensi Gizi dan Kesehatan

Berita Rabu, 28 Mei 2025

Sleman, PKGM – Prof. Dr. Lily Arsanti Lestari, S.T.P., M.P secara resmi dikukuhkan sebagai guru besar bidang gizi dasar di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK), Universitas Gadjah Mada pada Selasa (27/5) lalu. Beliau menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Pengambangan Produk Pangan Lokal Berbasis Bahan Baku Lokal untuk Intervensi Gizi dan Kesehatan” di Balai Senat Lantai 2 Gedung Pusat UGM. 

“Salah satu yang menyebabkan rendahnya konsumsi umbi-umbian adalah masyarakat merasa umbi-umbian merupakan makanan inferior sehingga perlu upaya untuk menaikkan “kelas” pangan lokal agar semakin banyak dikonsumsi,” ujar Prof Lily dalam pengantar pidatonya.

Disampaikan dalam pidatonya bahwa penelitian terkait pangan berklaim atau pangan fungsional sangat berkembang di Indonesia. Penggunaan bahan baku lokal dalam produk olahan pangan fungsional telah banyak diteliti mengingat Indonesia memiliki biodiversitas yang tinggi. Berbagai aspek terkait pangan fungsional dipaparkan mulai dari perannya dalam memodifikasi kesehatan saluran cerna, manfaatnya terhadap kadar kolesterol darah dan kadar gula darah, hingga hilirisasi serta komersialisasi produk.

Komponen pangan dapat memodifikasi kesehatan saluran cerna melalui mekanisme kerja probiotik, prebiotik, sinbiotik, dan serat pangan. Probiotik dapat menghambat perlekatan bakteri patogen pada mukosa usus dan menghasilkan zat anti mikroba untuk menghambat pertumbuhan patogen. Konsumsi prebiotik dapat meningkatkan jumlah bakteri baik seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus yang selanjutnya memperbaiki penyakit radang usus, mengurangi sembelit, dan mencegah infeksi serta diare. Di dalam saluran cerna, komponen-komponen makanan mikrobiota dan sistem imun saling berinteraksi menghasilkan pertahanan tubuh.

“Studi pre-klinik pengaruh pemberian synbiotic shake instan yang mengandung probiotik Lactobacillus acidophilus La-5 atau Bifidobacterium lactis BB-12 serta prebiotik FOS atau inulin sebanyak 3,6ml/hari selama 28 hari pada tikus hiperglikemia menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberi Lactobacillus acidophilus La-5 dan inulin terjadi penurunan kadar glukosa darah sebesar 9,58 mg/dL dan peningkatan kadar HDL-C sebesar 13,70 mg/dL,” terang Prof Lily.

Dalam kesempatan yang baik tersebut, Prof Lily juga menyampaikan temuan-temuan risetnya terkait potensi bahan baku lokal sebagai sumber probiotik dan prebiotik. Lebih lanjut, Prof Lily menjelaskan tentang probiotik lokal Lactobacillus plantarum Mut7 yang dapat meningkatkan respon imun sistemik. Selain itu, umbi-umbian lokal seperti ubi jalar bestak, garut, porang, gembili, dan dahlia juga berpotensi menjadi sumber prebiotik. Dari hasil risetnya tersebut dikembangkan berbagai produk pangan olahan seperti yogurt, permen jelly, bubuk susu, fiber drink yang juga telah dianugerahi hak kekayaan intelektual baik paten, hak cipta, maupun merek. Prof Lily juga menyoroti tentang pentingnya hilirisasi dan komersialisasi produk berbasis riset dengan menggandeng mitra industri. 

“Luaran riset tidak hanya berupa publikasi karya ilmiah, namun juga dapat berupa prototipe yang didaftarkan kekayaan intelektualnya dan selanjutnya dilakukan hilirisasi dan komersialisasi atas luaran tersebut,” pungkas Prof Lily.

Pencapaian gelar guru besar Prof Lily Arsanti menjadi inspirasi bagi para peneliti dan staff di Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) untuk terus berkarya dan berinovasi. Pengukuhan Prof Lily ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) SDG2: mengakhiri kelaparan, SDG3: kesehatan yang baik dan kesejahteraan, SDG4: pendidikan yang berkualitas, serta SDG9: Infrastruktur, industri, dan inovasi.

 

Kontributor: Lintang Aryanti, S.Gz

 

Kenalkan Tuberkulosis Sejak Dini, PKGM Ajak Pelajar SMP untuk Akhiri Stigma TB di Masyarakat.

Berita Senin, 19 Mei 2025

Bantul, PKGM- Jumat, 16 Mei 2025 Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bersama para pelajar di SMPIT LHI Banguntapan. Dengan mengusung tema “Aksi Remaja Bergizi! Akhiri Stigma TBC Melalui Program Health Promoting School”, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian remaja, khususnya pelajar, terhadap masalah tuberkulosis (TB) di lingkungan sekitar. 

Acara diawali dengan sambutan dari ketua pelaksana, Prof. Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP. “Melalui kegiatan ini diharapkan para siswa di sini bisa lebih bijak dalam menghadapi stigma di masyarakat dan berperan aktif dalam upaya pencegahan penularan TB”, ujar Prof. Lily dalam kesempatannya membuka acara. Prof Lily juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada SMPIT LHI Banguntapan dan juga kepada Keluarga Alumni Gadjah Mada Kedokteran (KAGAMADOK) yang telah mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan pengabmas mengusung konsep mini talk show yang menghadirkan dua narasumber dengan background praktisi dan akademisi. Kak Mufiroh dari Yayasan Penyintas Tuberkulosis Yogyakarta (TERBESAR) hadir sebagai narasumber pertama yang menyampaikan tentang apa itu penyakit TB, bagaimana penularannya, gejala dan dampak, serta beragam stigma negatif TB yang beredar di masyarakat. Narasumber kedua adalah Ibu Aviria Ermamilia dari Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM. Dosen gizi yang akrab dipanggil Ibu Avi ini menyampaikan pentingnya gizi seimbang dan gaya hidup sehat untuk mencegah penularan TB melalui peningkatan imun tubuh.

Acara diikuti oleh 147 siswa dari kelas 7 dan 8, serta beberapa guru. Selama penyampaian materi seluruh siswa tampak menyimak dengan sungguh-sungguh dan mencatat. “Cemas”, jawab salah seorang siswa putra ketika ditanya oleh narasumber tentang bagaimana respon setelah mengetahui tentang penyakit tuberkulosis. Para peserta juga tidak ragu untuk bertanya kepada para narasumber. Beberapa pertanyaan diajukan seperti: apakah tuberkulosis bisa menyebabkan kematian?; apakah tuberkulosis bisa menyebabkan munculnya penyakit lain di dalam tubuh?; berapa lama idealnya olahraga dilakukan setiap hari?; dan kapan waktu terbaik untuk berjemur agar mendapatkan vit D?.

Di penghujung acara, baik siswa maupun guru membubuhkan tanda tangan dukungan eliminasi tuberkulosis di lingkungan sekolah pada tempat yang disediakan oleh panitia. Beberapa siswa juga menuliskan pesan-pesan singkat ajakan untuk pengakhiran TB, bergaya hidup sehat, dan makan bergizi.

Kegiatan ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan poin ke-3:kesehatan yang baik dan kesejahteraan, poin ke-4: pendidikan bermutu, poin ke-5: kesetaraan gender, dan poin ke-17: kemitraan untuk mencapai tujuan.

Edukasi Sustainable Diet untuk Mendorong Perubahan Perilaku Makan yang Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan

Berita Kamis, 8 Mei 2025

Sleman, PKGM — Dalam upaya mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2: Zero Hunger, SDG 3: Good Health and Well-being, dan SDG 13: Climate Action, kegiatan edukasi bertajuk “Sustainable Healthy Diet” diselenggarakan di Ruang Pertemuan Kantor Kalurahan Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman, pada hari Kamis (8/5/25) pukul 08.00 hingga 13.00 WIB.

Acara ini dibuka secara resmi oleh perwakilan Pemerintah Kalurahan Condongcatur. Sebanyak 50 orang perwakilan kader posyandu se-Kalurahan Condongcatur mengikuti kegiatan ini. Materi utama disampaikan oleh Gifani Rosilia, S.Gz, salah satu anggota tim peneliti dari studi berjudul “Kajian Sustainable Healthy Diet di Kota-Kota Besar Indonesia: Pendekatan Sequential Exploratory.” 

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengetahuan dan praktik masyarakat terkait pola makan sehat berkelanjutan atau sustainable diet, konsep yang belum banyak dipahami publik meskipun sebenarnya telah dekat dengan kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Dalam konteks krisis iklim global, sistem pangan memiliki kontribusi besar terhadap emisi karbon dan kerusakan lingkungan. Gifani menyampaikan bahwa sampah makanan mendominasi komposisi terbanyak secara keseluruhan, lebih banyak dibandingkan sampah plastik. Rumah tangga, sebagai unit terkecil konsumsi pangan, berperan penting dalam perubahan ini. Oleh karena itu, edukasi kepada para ibu menjadi langkah strategis, mengingat mereka memiliki peran kunci dalam menyusun dan menyediakan makanan bagi keluarga.

Pelaksanaan kegiatan terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama adalah pemaparan materi mengenai konsep dan prinsip sustainable diet, termasuk dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan. Peserta dipersilakan untuk menyampaikan pertanyaan kepada narasumber selama sesi tersebut. Bagian kedua adalah diskusi kelompok dimana peserta diajak untuk mengidentifikasi praktik-praktik makan berkelanjutan yang sudah dan belum dilakukan, merefleksikan tantangan dalam menerapkan perubahan, hingga menyusun rencana aksi pribadi untuk mengubah kebiasaan makan menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan. Setiap kelompok didampingi oleh fasilitator, dan peserta juga diminta mengisi kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait pola makan sehat berkelanjutan.

Setelah mengikuti kegiatan ini, peserta menjadi lebih tahu dan paham tentang konsep sustainable healthy diet. “Materinya sangat menarik, karena sebelumnya kami (kader posyandu) belum pernah mendapatkan pelatihan tentang ini”, ujar salah satu peserta. Para peserta yang merupakan kader posyandu diharapkan  dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya, menyampaikan kembali informasi yang diperoleh kepada ibu-ibu lain di komunitas masing-masing. Dengan begitu, dampak dari edukasi ini tidak hanya berhenti pada peserta, tetapi meluas ke masyarakat yang lebih luas, mendorong terwujudnya sistem pangan yang lebih adil, sehat, dan berkelanjutan bagi semua.

123…15

Berita Terkini

  • Daftar Sekarang! SPORTIFITNESS 10: Short Course & Workshop Sport and Wellness Nutrition Gizi Olahraga Prestasi Level 1 (Basic)
    09/09/2025
  • Peneliti PKGM UGM Angkat Isu Pangan Berkelanjutan di Forum Gizi Dunia
    03/09/2025
  • Siswa SMPIT LHI Banguntapan Dilatih Jadi Content Creator Muda
    26/08/2025
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM)
(Center for Health and Human Nutrition/CH2N)

Gd Litbang FK-KMK Lt.3, Jalan Medika No.1, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp./Faks. (0274) 547775
Email: ch2n.fk@ugm.ac.id

© PKGM-FKKMK UGM 2021

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju