Kasus COVID-19 varian Omicron saat ini masih menjadi kasus utama di Indonesia. Pada 19 Febuari 2022 dinyatakan bahwa kasus harian hingga mencapai 59.384, yang mana lebih tinggi dibanding puncak kasus harian Delta tahun lalu sebesar 56.757. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan menyatakan adanya penurunan kasus konfirmasi harian berkurang hingga 10.900 pada 20 Februari 2022 dari hari sebelumnya, dan kasus aktif sedikit melambat dengan penambahan 15.448 per hari. Meskipun begitu, pemerintah tetap meningkatkan upaya pencegahan pandemi COVID-19 ini dengan meningkatkan program vaksinasi dosis lengkap dan booster. Apabila masyarakat telah mendapatkan dosis kedua dalam kurun waktu minimal enam bulan, maka sangat dianjurkan untuk melakukan vaksinasi ketiga atau booster (Kemenkes, 2022). Beberapa penelitian menyatakan bahwa vaksin booster dinilai lebih efektif untuk mencegah penularan COVID-19 varian Omicron saat ini dibanding varian Delta (Omer dan Malani, 2022).
Dalam upaya meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah penularan COVID-19 saat ini, suplementasi vitamin A, C, E, dan B komplek sangat penting. Vitamin A memilki peran dalam memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi dengan menjaga kesehatan permukaan jaringan dan kulit pada mulut, lambung, usus, dan sistem pernafasan. Kurangnya asupan vitamin A pada bayi hingga anak-anak dapat menyebabkan penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan. Asupan vitamin A yang cukup dapat diperoleh dari konsumsi wortel, brokoli, bayam, daun singkong, ubi jalar dan beberapa bahan makanan lain yang diperkaya vitamin A (Kemenkes, 2020).
Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga konsumsi vitamin C sangat diperlukan. Vitamin C dapat berperan sebagai anti inflamasi yang mampu mencegah terjadinya kerusakan oksidatif sehingga sistem kekebalan tubuh meningkat (Shakoor et al., 2021). Dalam menunjang sistem imun, vitamin juga berperan dalam meningkatkan kemotaksis dan kemampuan fagosit neutrophil, meningkatkan aktivitas makrofag, serta mendukung proliferasi neutrophil, monosit, dan fagosit (Febriana, 2021). Konsumsi suplemen vitamin C dalam sehari dianjurkan dengan dosis 500 – 1000 mg dalam 1-2 kali, mengingat batas atas toleransi asupan vitamin C tidak boleh melebihi 2000 mg per hari (Ahmed et al., 2022). Sedangkan dalam bahan makanan kaya vitamin C dapat dijumpai pada buah-buahan seperti jambu biji, papaya, jeruk, tomat, stroberi, dan kiwi.
Vitamin E memiliki efek imunomodulator pada sel imunitas bawaan dan adaptif. Vitamin E mampu meningkatkan produksi sel T, meningkatkan aktivitas sel NK, meningkatkan sekresi sitokin IL-2, meningkatkan respon limfosit, serta menurunkan risiko infeksi (Shakoor et al., 2021). Berdasarkan beberapa sumber literatur yang ada, suplementasi vitamin E dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mengurangi risiko infeksi akibat beberapa virus dan bakteri. Sumber makanan yang mengandung vitamin E meliputi sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Vitamin B1 atau thiamin dapat menurunkan mortalitas pasien sepsis pada pasien COVID-19. Asupan vitamin B1 yang kurang dapat menginduksi respon peradangan yang dapat mengakibatkan kematian sel saraf. Vitamin B2 dan B3 dapat berperan dalam penurunan sitokin proinflamasi. Vitamin B6, B9, dan B12 mampu mendukung aktivasi sel T sitotoksik dan sel NK sebagai pendukung fungsi imunitas (Febriana, 2021). Vitamin B6 dalam makanan dapat dijumpai pada sereal, ikan, ayam, daging, kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau.
Sebagian besar sumber vitamin alami terkandung dalam berbagai macam bahan makanan. Oleh karena itu, konsumsi makanan seimbang sesuai anjuran Kemenkes dengan prinsip “Isi Piringku” dapat membantu memenuhi asupan vitamin. Pemenuhan vitamin yang cukup di masa pandemi COVID-19 sangat penting untuk mencegah penularan penyakit.
- Ahmed, A. et al. (2022) The Combination of Quercetin and Bromelain with Zinc, EGCG, Retinoic Acid, Vitamin C and Vitamin D for the potential Symptom Reducer, Prevention, and Treatment for Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
- Febriana, L. (2021) ‘Potensi Suplemen dalam Tatalaksana COVID-19’, Continuing Medical Education, 48(2), pp. 93–96.
- Kemenkes (2020) ‘Panduan Gizi Seimbang pada Masa Pandemi COVID-19’. Kementerian Kesehatan RI.
- Kemenkes (2022) Kasus Konfirmasi COVID-19 Menurun Signifikan, Pemerintah Terus Mengimbau Disiplin Prokes dan Vaksinasi, Kementerian Kesehatan RI. Tersedia di: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220220/2839361/kasus-konfirmasi-covid-19-menurun-signifikan-pemerintah-terus-mengimbau-disiplin-prokes-dan-vaksinasi/ (Diakses pada: 20 Februari 2022).
- Omer, S. B. dan Malani, P. N. (2022) ‘Booster Vaccination to Prevent COVID-19 in the Era of Omicron’, Journal of The American Medical Association, 327(7), pp. 628–629.
- Shakoor, H. et al. (2021) ‘Immune-boosting role of vitamins D, C, E, zinc, selenium and omega-3 fatty acids: Could they help against COVID-19?’, Maturitas, 143, pp. 1–9.