Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi kronis yang terjadi di Indonesia. Prevalensi stunting di Indonesia sendiri cukup tinggi, menempati nomor 2 di Asia Tenggara (1). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensinya sebesar 30,8% dan diperkirakan telah menurun menjadi 26,92% pada tahun 2020 (2,3). Akan tetapi, angka tersebut masih berada pada ambang batas atas prevalensi stunting yang telah ditetapkan oleh WHO, yaitu sebesar 20%. Tentunya hal ini menjadi suatu masalah penting yang perlu diatasi bersama, tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi juga masyarakatnya.
Stunting atau balita pendek merupakan suatu kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita karena kekurangan gizi kronis, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) (4). Kondisi stunting umumnya disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan status kesehatan dalam waktu yang cukup lama, kurangnya akses sanitasi dan air bersih sehingga timbul infeksi yang terjadi secara berulang, serta pola asuh tidak memadai, terutama pada periode 1000 HPK (4).
Deteksi dini stunting dapat dilakukan dengan memantau kurva pertumbuhan anak secara rutin. Bagi para Ibu, jangan lupa untuk rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengunjungi Posyandu terdekat di lingkungan Anda. Kader akan menjelaskan bagaimana berat badan serta panjang/tinggi badan anak berdasarkan kategori umurnya. Balita dikategorikan stunting ketika indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dengan z-score berada pada rentang kurang dari -2 SD (pendek) s/d -3 SD (sangat pendek) (4).
Pencegahan stunting perlu untuk dilakukan sedini mungkin. Sama halnya dengan yang telah dikatakan oleh Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F.Moeloek, SpM(K), bahwa “Semakin dini kita mencegahnya, sejak remaja perempuan, maka akan semakin baik hasilnya. Perlu perubahan perilaku, karena cegah stunting itu penting!”. Pemerintah bersama dengan Kementerian Kesehatan juga telah menyusun program-program pencegahan stunting, dalam rangka menurunkan angka stunting di Indonesia, diantaranya yaitu (5):
- Pemberian tablet tambah darah sebanyak minimal 90 buah selama kehamilan
- Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
- Persalinan ibu hamil dengan dokter atau bidan ahli
- Implementasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
- Pemberian Asi Ekslusif pada bayi s/d usia 6 bulan
- Pemberian MP-ASI mulai usia 6 bulan hingga 24 bulan/2 tahun
- Pemberian imunisasi dasar lengkap serta tablet vitamin A
- Memantau pertumbuhan dan perkembangan balita melalui kegiatan Posyandu di lingkungan tempat tinggal
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Apabila tidak dicegah dan ditangani secara tepat, stunting dapat memberikan dampak negatif pada kualitas sumber daya manusia.
- Dampak jangka pendek, stunting dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang anak, pertumbuhan otak terganggu, timbul gangguan kognitif dan motorik anak, gangguan metabolisme, serta ukuran fisik tubuh anak tidak berkembang secara optimal sesuai dengan umurnya (4,6).
- Dampak jangka panjang, stunting dapat menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual anak yang berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar dan kesulitan memahami materi yang disampaikan di sekolah, sehingga dapat berpengaruh pada prestasi belajar dan produktivitasnya ketika dewasa, menurunnya imunitas/kekebalan tubuh, serta munculnya risiko mengalami penyakit degeneratif ketika dewasa (4,6).
Referensi:
- Asian Development Bank (ADB). Prevalensi Stunting Balita Indonesia Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara. [Online].; 2020 [cited 2022 April 3. Available from: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/25/prevalensi-stunting-balita-indonesia-tertinggi-ke-2-di-asia-tenggara.
- Sekretariat Wakil Presiden. Angka Prevalensi Stunting tahun 2020 Diprediksi Turun. [Online].; 2021 [cited 22 Desember 21. Available from: https://stunting.go.id/angka-prevalensi-stunting-tahun-2020-diprediksi-turun/.
- Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta; 2018.
- Kementerian PPN/Bappenas. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota Jakarta: Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional; 2018.
- Kemenkes RI. Warta Kesmas: Cegah Stunting itu Penting. [Online].; 2018 [cited 2021 April 3. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf.
- Adistrie F, Lumbantobing VBM, Maryam NNA. Pemberdayaan Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Stunting dan Stimulasi Tumbuh Kembang pada Balita. Media Karya Kesehatan. 2018 Desember; 1(2).