Sebelumnya kita mengenal menu 4 Sehat 5 Sempurna yang sudah digaungkan sejak tahun 1952 oleh Prof. Poerwo Soedarmo ‘Bapak Gizi Indonesia’. Menu ini terinspirasi dari Basic Four di Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an. Menu 4 Sehat 5 Sempurna sudah mendarah daging dibenak orang Indonesia, bahkan hingga saat ini masih banyak orang secara spontan menyatakan menu makan bergizi adalah 4 Sehat 5 Sempurna. Menu ini mengingatkan pada makanan yang mempunyai kandungan gizi lengkap yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jenis makanan dalam menu ini diantaranya: makanan pokok, aneka lauk pauk, sayur, buah, dan susu.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapai membuat menu 4 Sehat 5 Sempurna sudah tidak sesuai dengan perkembangan gizi saat ini. Kementerian Kesehatan Indonesia mengembangkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada tahun 1995 dan direvisi pembaruannya tahun 2014 sebagai konsep menu pangan sehat baru di Indonesia. PGS sendiri diambil dari prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan Konferensi Pangan Dunia Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia tahun 1992 yang diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi. Di Indonesia sendiri menggunakan dua panduan pangan yaitu : Pertama, A rounded pyramid-like shape (Tumpeng Gizi Seimbang) yang mewakili prinsip gizi seimbang. Konsep awal The Food Guide Pyramid yang diperkenalkan oleh United States Department of Agriculture (USDA) pada tahun 1992. PGS secara resmi diterima masyarakat Indonesia pada tahun 2009 sesuai dengan UU Kesehatan No.36 Tahun 2009, yang menyebutkan secara eksplisit “Gizi Seimbang” dalam program perbaikan gizi dan disempurnakan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Kedua, A plate guide (Piring Makanku, Porsi Sekali Makan) atau lebih familiar ‘Isi Pringku’ yang menggambarkan proporsi kelompok makanan yang disarankan untuk dikonsumsi dalam setiap kali makan.
Sejarah mencatat pada tahun 1995, Menu 4 Sehat 5 Sempurna yang mempunyai 13 pedoman umum gizi seimbang (PUGS) secara rinci menyebutkan bahwa: makan beraneka ragam makanan; makan makanan untuk memenuhi kecukupan energi; makan makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi; membatasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi; menggunakan garam beryodium; makan makanan sumber zat besi; memberikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan; membiasakan sarapan pagi; minum air bersih, aman yang cukup jumlahnya; melakukan kegiatan fisik, olah raga secara teratur; menghindari minum minuman beralkohol; makan makanan yang aman bagi kesehatan; membaca label pada makanan yang dikemas. Sembilan tahun kemudian pada tahun 2014, 13 pesan tersebut direvisi kembali menjadi 10 pesan dasar gizi seimbang (PSG) secara rinci adalah sebagai berikut: mensyukuri dan menikmati anekaragam makanan; banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan; membiasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi; membiasakan mengkonsumsi anekaragam makanan pokok; membatasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak; membiasakan sarapan; membiasakan minum air putih yang cukup dan aman; membiasakan membaca label pada kemasan pangan; mencuci tangan memakai sabun dengan air bersih mengalir; dan melakukan aktivitas fisik yang cukup dan mempertahankan berat badan normal.
Perbedaan mendasar antara menu 4 Sehat 5 Sempurna dengan pedoman gizi seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Penting untuk menerapkan PSG karena dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyatakan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit kronis yang menyebabkan kematian atau pembiayaan kesehatan terbesar diantaranya berupa asma, kanker secara umum, diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan penyakit ginjal kronis. Banyak faktor risiko penyebab terjadinya PTM salah satunya konsumsi pangan masyarakat di Indonesia masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Data SKI 2023 menunjukkan bahwa 96,7% kurang mengkonsumsi buah dan sayur; 37,0% kurang melakukan aktivitas fisik; 22,46% prevalensi jumlah perokok yang mengkonsumsi rokok setiap hari; 23,4% obesitas dewasa dan 36,8% obesitas sentral.
WHO mengaris bawahi pentingnya menerapkan pola makan yang sehat untuk membantu melindungi dari segala bentuk malnutrisi, serta PTM termasuk diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker. Pola makan yang tidak sehat dan kurang aktivitas fisik menyebabkan risiko kesehatan global. Asupan energi (kalori) harus seimbang dengan pengeluaran energi. Untuk menghindari penambahan berat badan yang tidak sehat, total lemak tidak boleh melebihi 30% dari total asupan energi.
Sudah sepantasnya pemerintah Indonesia harus lebih gencar lagi melakukan kampanye sosialisasi, komunikasi, dan edukasi terkait pola makan pedoman gizi seimbang bagi masyarakat agar lebih memahami bahwa menu gizi 4 sehat 5 sempurna sudah tidak sesuai dengan perkembangan gizi saat ini dan sudah beralih ke pedoman gizi seimbang. Perlu ditekankan juga pentingnya peran aktif pemangku kepentingan kesehatan yang lain termasuk instansi di bidang Pendidikan, Kebudayaan, Agama, BKKBN, Pertanian, Dalam Negeri, Perindustrian, Perdagangan, Kelautan dan Perikanan, serta Sektor Swasta dan Masyarakat. Apa bila masyarakat sudah mamahani dan dapat menerapkan pedoman gizi seimbang maka niscahya beban ganda masalah gizi di Indonesia dapat terpecahkan dan harapan Indonesia Emas di 2045 dapat tercapai.
Kontributor Artikel: Ronny Soviandhi, S.Si., MPH
Sumber :
Fadli, Rizal, Kenali Apa Saja Makanan 4 Sehat 5 Sempurna dan Manfaatnya, Halodoc.com, 2023. https://www.halodoc.com/artikel/kenali-apa-saja-makanan-4-sehat-5-sempurna-dan manfaatnya srsltid=AfmBOor3b_aZG9X1ZjvnAa0JsVS3adcoODSLpOPluONW9YwTRUMocToU
Food and Agriculture Organization of the United Nations, Food-Based Dietary Guidelines-Indonesia, 2024. https://www.fao.org/nutrition/education/food- dietary-guidelines/regions/countries/indonesia/en/
Hapsari, Pramesthi W, Khusun, H, Februhartanty, J, Pesan Gizi Seimbang Pada Buku Ajar, Sebuah Upaya Promosi Gizi dan Kesehatan, Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutriotion (SEAMEO RECFON), Pusat Kajian Gizi Regional (PKGR), Universitas Indonesia, 2018. https://www.seameo-recfon.org/wp- content/uploads/2020/11/Pesan-Gizi-Seimbang-pada-Buku-Ajar_Publish- Web-1.pdf
Jacqueline B. Marcus, Chapter 1 – Nutrition Basics: What Is Inside Food, How It Functions and Healthy Guidelines: The Nutrients in Foods and Beverages in Healthy Cooking and Baking, Culinary Nutrition,Academic Press, 2013, Pages 1-50, ISBN 9780123918826, https://doi.org/10.1016/B978-0-12- 391882-6.00001-7.
Kementerian Kesehatan, Inilah Perbedaan “4 Sehat 5 Sempurna” Dengan “Gizi Seimbang”, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, 2016. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis- media/20160505/5214922/inilah-perbedaan-4-sehat-5-sempurna-dengan- gizi-seimbang/
Kementerian Kesehatan, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Dalam Angka, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, 2023. https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/ski-2023-dalam-angka/
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. http://kesmas.kemkes.go.id/perpu/konten/permenkes/pmk-no.-41-ttg-pedoman-gizi-seimbang
World Health Organization, Healthy Diet, Key Fact, 2020. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/healthy-diet