• UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
    • Kalender Kegiatan
    • Kegiatan Terdekat
    • Berita
    • Konten Edukasi
    • Magang
    • Laporan Tahunan
  • Tentang PKGM
    • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Peneliti
    • Kontak Kami
  • Kegiatan
    • Penelitian
    • Pengabdian Masyarakat
    • Pelatihan
    • Publikasi
  • Pengalaman Kerjasama
    • Perusahaan
    • Pemerintah
  • LUARAN KEGIATAN
    • Buku dan Modul
    • Video
    • POLICY BRIEF
    • ARTIKEL JURNAL
  • Beranda
  • Konten Edukasi
  • Obesitas Perlu Dicegah Pada Pekerja, Bagaimana Strateginya?

Obesitas Perlu Dicegah Pada Pekerja, Bagaimana Strateginya?

  • Konten Edukasi
  • 3 Juni 2025, 10.59
  • Oleh: helmyati
  • 0

Obesitas telah menjadi salah satu masalah kesehatan global yang terus meningkat di berbagai kelompok usia, termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Dalam kelompok dewasa, prevalensi obesitas sangat tinggi, terutama di kalangan pekerja. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hingga tahun 2021, menunjukkan bahwa individu yang bekerja sebagai PNS, TNI, Polri, atau karyawan BUMN/BUMD memiliki prevalensi obesitas mencapai 33,7%. Pada tahun 2023, prevalensi obesitas nasional pada penduduk di atas 18 tahun meningkat dari 21.8% pada tahun 2018 menjadi 23.4%. Tiga provinsi dengan angka obesitas tertinggi adalah DKI Jakarta (31.8%), Papua (31.3%), dan Sulawesi (30.6%).

Obesitas memberikan dampak negatif pada empat aspek kehidupan, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Secara fisik, obesitas meningkatkan risiko penyakit kronis seperti kanker, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. Secara psikologis, kondisi seseorang dengan obesitass dapat memicu kecemasan, depresi, keputusasaan, serta menurunkan rasa percaya diri. Dalam aspek sosial, obesitas sering kali menyebabkan stigma, diskriminasi, hingga pengucilan dari kelompok masyarakat. Dampak spiritual juga tidak kalah serius, karena perasaan putus asa akibat obesitas dapat meningkatkan risiko perilaku melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.

Obesitas di kalangan pekerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

1.Kurangnya Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang rendah merupakan salah satu penyebab utama obesitas. Pekerja kantoran sering kali menghabiskan waktu berjam-jam dalam posisi duduk, yang mengurangi pengeluaran energi harian. Studi Annarullah (2021) menunjukkan bahwa pekerja kantor lebih sering melakukan aktivitas statis, seperti duduk di depan komputer dalam waktu lama. Sebaliknya, pekerja yang berjalan kaki lebih dari 15 menit atau menggunakan sepeda untuk ke kantor memiliki risiko obesitas yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kendaraan bermotor.Menurut kemenkes, orang dewasa disarankan melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu atau sekitar 30 menit per hari secara rutin. Jika tujuan utamanya adalah menurunkan berat badan, aktivitas fisik harus dilakukan dengan intensitas lebih tinggi dan frekuensi lebih sering.

2.Pola Makan yang Tidak Sehat

Pola makan dengan konsumsi tinggi kalori, lemak, dan gula menjadi faktor signifikan dalam obesitas. Penelitian Rosmiati (2023) mengungkap bahwa pekerja yang mengadopsi pola makan ala barat, yang kaya akan makanan olahan, cepat saji, serta minuman manis, memiliki risiko obesitas lebih tinggi. Sebaliknya, pola makan yang kaya buah dan sayur dapat menurunkan risiko obesitas. Selain itu, jajanan berminyak, makanan berkalori tinggi, serta konsumsi teh atau kopi manis selama jam kerja juga turut menyumbang peningkatan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan.

3.Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dengan aktivitas fisik rendah, seperti pekerjaan kantoran, cenderung meningkatkan risiko obesitas. Penelitian Apir (2024) di salah satu perusahaan di Indonesia mencatat bahwa 18,9% pekerja berisiko obesitas, dengan 37% menderita obesitas tingkat 1 dan 9,2% obesitas tingkat 2. Hal serupa ditemukan oleh Hulsegge (2021), yang menyatakan bahwa pekerja dengan shift kerja lebih rentan mengalami obesitas. Faktor seperti waktu tidur yang kurang, kebiasaan merokok, serta pola makan yang buruk berkontribusi pada kondisi ini.

Terdapat berbagai macam faktor lainnya penyebabnya terjadinya obesitas pada para pekerja seperti stress, kurangnya waktu tidur, status perkawaninan, keturunan, dan lain sebagainya. Namun, faktor utama penyebab terjadinya peningkatkan berat badan pada para pekerja adalah karena kurangnya aktivitas fisik serta konsumsi makanan yang kurang bervariasi atau cenderung tinggi kalori, lemak dan gula dan pola makan yang salah.

Petaruran Pemerintah Nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja menekankan bahwa pentingnya dilakukan promosi kesehatan di tempat kerja untuk mencegah dan mengendalikan penyakit termasuk obesitas. Penerapan program kesehatan kerja yang efektif dapat membantu untuk menurunkan prevalensi obesitas di tempat kerja.

Pencegahan obesitas di tempat kerja dapat dilakukan melalui pendekatan holistik seperti memberikan edukasi tentang makanan sehat dan pentingnya gizi seimbang, menyediakan fasilitas olahraga ataupun program yang dapat diikuti oleh pekerja di tempat kerja, rutin untuk mengadakan dan melaksanakan kegiatan cek kesehatan di tempat kerja, serta adanya kebijakan atau program pengelolaan stress. Pengelolaan stress sangat penting untuk dilakukan karena stress yang berkepanjangan dapat memicu perilaku pekerja untuk makan secara berlebihan sebagai bentuk pelarian, yang pada akhirnya dapat meningkatkan berat badan.

 

Referensi::

1. Annurullah, Gifta Aliga, et al. 2021. Faktor Risiko Obesitas Pada Pekerja Kantoran: A Systematic Review. Jurnal Kesehatan Tambusai, Volume 2, Nomor 2.

2. Damayanti, Ratih, et al. 2024. Determinant Factors of Knowledge about Obesity among Workers in the Chemical Industry in Surabaya City, East Java Province. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health. Volume 12, 87 – 95.

3. Rahmi, N, et al. 2020. Faktor Dominan Kejadian Obesitas pada Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Agama Pusat Tahun 2018.

4. Rosmiati, Risti, et al. 2023. Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Obesitas pada Pekerja Urban di Indonesia. Amerta Nutrition, Vo 7. 164 – 17

5. Hulsegge, G, et al. 2021. The Mediating Role of Lifestyle in the Relationship Between Shift Work, Obesity, and Diabetes. International Archives of Occupational and Enviromental Health. Springer Berlin Heidelberg.

6. Apir dan Defilia Anogra Riani. 2024. Gambaran Kejadian Obesitas pada Karyawan di PT. Putra Perkasa Abadi Site PT. SKS Tumbang Kajuei-Kabupaten Gunung Mas-Kalimantan Tengah. Inovasi Kesehatan Global. Volume 1 No.2

7. Nusasenjaya, Radite. 2024. Perspekstif Kesehatan Kerja Pada Pekerja Obesitas Terhadap Pengaruh Produkstivitas Kerja. Jurnal Kesehatan Masyarakat Seroja Husada. 1(2): 202 – 206

8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Jakarta : Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan; 2023.

 

 

Kontributor : Ulfi Rahma Yunita, S.Gz, M.Gizi

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Berita Terkini

  • Obesitas Perlu Dicegah Pada Pekerja, Bagaimana Strateginya?
    03/06/2025
  • Kenalkan tentang Pangan Fungsional, Prof Lily Arsanti Singgung Pengembangkan Pangan Olahan Berbasis Lokal untuk Intervensi Gizi dan Kesehatan
    28/05/2025
  • Kenalkan Tuberkulosis Sejak Dini, PKGM Ajak Pelajar SMP untuk Akhiri Stigma TB di Masyarakat.
    19/05/2025
Universitas Gadjah Mada

Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM)
(Center for Health and Human Nutrition/CH2N)

Gd Litbang FK-KMK Lt.3, Jalan Medika No.1, Sendowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Telp./Faks. (0274) 547775
Email: ch2n.fk@ugm.ac.id

© PKGM-FKKMK UGM 2021

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju